Skip to main content

Hari Pelantikan

Gemuruh suara langkah memenuhi ruang hampa di lapangan sore itu. Langkah dengan ritme yang seirama. Sore itu merupakan hari pelantikan bagi kami. Sebuah penantian panjang yang telah kami tunggu sejak hari pertama pelatihan kami. Sebuah momen yang telah kami bayangkan sejak awal kami memasuki tempat ini. Sebuah impian yang kerap kali padam selama masa pelatihan berat ini. Namun, memang untuk mendapatkan suatu gelar yang besar, kami perlu mengorbankan hal yang besar pula. Segala sesuatu yang kami korbankan, waktu, tenaga, pikiran, memang sebanding rasanya dengan apa yang kami dapatkan hari ini.

Seperangkat alat panah diberikan pada kami. Mataku terpukau melihat rapihnya barisan kami dihiasi warna-warni sayap yang memenuhi ruang itu. Setiap sayap memiliki keunikan dan warna yang menjadi simbol karakter mereka. Aku? Aku terlahir tanpa pigmen warna, hanya sayap putih polos yang menemaniku. Salah seorang malaikat besar dengan sayap hijau mendekatiku dan memberikan tempat berbulu putih yang berisikan panah sambil tersenyum dan memberiku selamat.

“Yang baru saja kalian lewati hanyalah gerbang utama. Namun, dengan diberikannya panah ini, kalian akan memasuki dunia yang sebenarnya,” ujar malaikat itu.

Jiwaku saja sudah hampir terenggut selama memasuki gerbang utama itu. Setiap pelatihan terasa nyata. Namun, itu hanyalah sebuah ilusi yang dibuat seperti realita. Kini sayapku siap menerjang realita di dunia. Mungkin siap. Karena kini ku telah menjadi perpaduan antara material dan immaterial. Menjadi suatu bagian dari realitas.


Comments

Popular posts from this blog

Rekonstruksi Realitas Dalam The Truman Show

     The Truman Show merupakan film yang mencerikatan tentang bagaimana seorang lelaki, Truman Burbank (Jim Carrey), yang sebenarnya lahir, dan tumbuh dalam pertunjukan televisi. Pada akhir filmnya, Truman berusaha untuk mengetahui batas “panggung” pertunjukannnya, dan keluar dari pertunjukan televisi tersebut. Pengambilan sudut pandang kamera dalam film ini juga menggunakan sudut pandang kamera tersembunyi. Sepanjang film juga ditayangkan iklan (beer, coklat) untuk memperjelas posisinya sebagai pertunjukan televisi komersial.   The Truman Show secara tersirat juga menggambarkan bagaimana realitas yang ada di sekeliling kita, sejak kita lahir hingga tumbuh dewasa, merupakan hasil konstruksi yang dibuat oleh orang-orang di sekitar kita. Kita memercayai sesuatu ketika banyak orang yang juga percaya akan hal itu. Seperti yang dikatakan Christof, “we accept the reality of the world with whick we’re presented. It’s as simple as that” [ Scene ketika Cristof menjelaskan Mika, mengapa Truman...

Rekam Jejak Ganja Sintetis

Mendengar dan mendapat informasi dari beberapa pengguna, seperti R dan T tentang penggunaan ganja sintetis. Mereka mengatakan bagaimana mendapatkan “barang” (ganja sintetis) itu dan keduanya mengakui betapa mudah mendapatkannya. Dari sana, kami menelusuri sebenarnya bagaimana awal mula atau rekam jejak mengenai ganja sintetis ini. Sebagai aktivis yang bergerak untuk melegalkan ganja, Dhira Narayana dari Lingkar Ganja Nusantara (LGN), mengaku pernah mendapatkan ganja sintetis ini sekitar tahun 2012 yang ia dapatkan dari temannya. Ia pun mengaku tertipu karena ternyata efek yang dihasilkan berbeda dari yang alami. Baginya ganja sintetis itu lebih berbahaya. “Ya, pertama kali make ketipu di tahun 2012 dibawa sama temen dibilangnya ganja. Ketika saya pakai awalnya gelap. Rasanya seperti melihat langit tapi kayak cahaya-cahaya. Saya jadi parno, mau balik ke dunia biasa gak bisa dan saya ketakutan. Cuma 5-10 menit dan hilang. Saya gak mau make lagi, yang pasti itu berbahaya karena k...

Perbedaan dari yang Serupa

Penamaan ganja sintetis ternyata dianggap kurang tepat bagi beberapa orang. Kami berhasil mewawancarai beberapa orang untuk mencari tahu apa saja perbedaan dari yang “katanya” ganja sintetis atau tepatnya sintetik cannabinoid (SC) dan ganja alami. Hasil yang kami gali berkaitan dengan penamaan, efek yang dirasakan, hingga pada dampaknya. Mereka menyadari perbedaan tersebut biasanya setelah pernah memakai keduanya. RF, salah satu pengguna aktif dari SC mengaku awalnya ia diberi yang ganja alami. Ia merasakan efek yang berbeda ketika menggunakan ganja alami dan SC. “Awalnya nyobain sekali dan gak langsung dikasih ganja sintesis tapi dikasih ganja asli terus gua senang karena efeknya enak. Dari situ gak mau lagi dan itu cuma buat iseng-iseng aja. Abis itu gua make yang sintetis, pertamanya gak enak, terus kedua kali nyoba lagi di waktu yang berbeda dengan jeda waktu dua mingguan lah, awal make di bulan Maret. pas nyobain satu setengah ternyata emang bener enak dari situ besok besoknya...