Para lelaki yang tiap malam berkumpul di pangkalan ojek untuk menonton bola, ibu-ibu penjaga warung 24 jam depan gang yang berisikan kos-kosan mahasiswa, angin malam yang berlarian melewati depan gang itu, para mahasiswa yang suka melembur untuk rapat dan pulang tengah malam, air yang saling dorong-mendorong untuk sesegera mungkin melewati gorong-gorong depan gang itu, serta beberapa tikus yang suka diam-diam mengintip manusia yang masih berlalu-lalang di jam yang entah apakah disebut malam atau dini hari, mereka semua menjadi saksi hidup seorang gadis yang hampir setiap malam dijemput oleh pria. Kadang seorang, kadang ramai-ramai. Kadang menggunakan vespa, kadang motor trail, seringnya mobil. Kadang tinggi-putih, kurus-hitam, berkacamata. Entah telah berapa jenis lelaki yang senang menghampirinya. Sesekali lelaki yang menjemputnya serupa dengan yang ia temui dua hari, seminggu, atau bahkan beberapa bulan sebelumnya. Dirinya lenyap dari hadapan depan gang tersebut seiring dengan b