Skip to main content

Posts

Showing posts from September, 2015

Storm

He was arrogant but smart. Probably one of the most smart people I have ever met. And he did knew that he was smart. Good looking. Perfect life. One day, he climb into one of the most dangerous place on earth. Every body tried to stop him, but he said that he knew exactly what he was going to do. The forecaster said it would be fine, but she couldn’t guarantee anything. She said that the storm was going into another day, and he believed it. He packed what he needed, and went alone. We also believed what the forecaster said about the weather. But sometimes, nature have its own weather that unpredictable. It’s true. That day, it happened. The storm came into the other way. No one could told him. No one could communicate to him. No one could saved him. One thing we knew for sure, that he must be dead. After the storm ended, group of people searched him. But nothing left, neither the body. It turned to be a hot news. Years later, a new guy came to town. It was him. Alm

Buronan Bernama Bahagia

Bahagia. Buronan yang kucari tanpa ku ketahui rupanya. Kata ayah, Ia berada di ruang sunyi antara aku dan kepercayaan. Kata ibu, Ia selalu terjaga di lubuk jiwa dan pikiran. Kata kakek, Ia terpancar dari secercah uang dan segenggam beras. Kata nenek, Ia adalah calon lelaki yang kelak menikahiku. Kata tetangga, Ia tidak suka dicari. Eksistensinya sungguh membingungkan. Ketika kumencari, orang menanyakan kembali, “Apa kau yakin Ia masih hidup?”. Alasan kumencarinya pun tidak jelas. Namun, terasa ada yang hampa antara rutinitas, tubuh, dan jiwaku. Mungkin buronan itu memiliki jawaban untuk menutupi kehampaan ini. Mungkin Ia juga memiliki jawaban untuk alasanku menangis sebelum tidur, alasanku gundah ketika melakukan aktivitas, alasanku hanya menjalani kehidupan sesuai alurnya. Aku tak mau hanya menjadi tokoh dalam cerita yang dijalankam skenario yang dibuat sutradara. Aku ingin menjadi sutradara bagi kehidupanku sendiri. Baru-baru ini, kata temanku, Ia suka bersembunyi dalam suat

  Originalitas yang Palsu ; Objektivitas yang Subjektif

  “We die to each other daily. What we know of other people is only our memory of the moments during which we knew them. And they have changed since then. To pretend that they and we are the same is a useful and convenient social convention which must sometimes be broken. We must also remember that at every meeting we are meeting a stranger, ”potongan kalimat dari T.S. Eliot dalam karyanya, The Cocktail Party. Manusia senantiasa berubah setiap saat. Setiap momen yang dilewati, baik yang memmbahagiakan, maupun menyakitkan, setiap buku, film, dan media yang dikonsumsi, bahkan percakapan, merupakan titik-titik perubahan yang ditamparkan ke kita, baik disadari maupun tidak. Perubahan-perubahan ini dapat berupa perubahan fisik, pemikiran, paradigma dalam berpikir, hingga perspektif kita mengenai hal-hal kecil. Hal ini juga memengaruhi pemikiran kita mengenai mana yang baik, dan mana yang buruk, mana yang layak, dan mana yang tidak layak. Frame of Reference (FOR), dan Field of Experienc