Hal terbodoh yang kulakukan adalah membakarmu dari hidupku
Menghilangkan seluruh bau badan dan bekas langkahmu
Hanya satu hal yang tersisa
Secarik surat yang tersimpan entah di mana
Hingga suatu malam, suatu surat dari masa lalu datang
Ia menceritakan kembali perjalanan lamaku bersamamu
Betapa dungunya aku saat itu
Dan betapa hinanya kau
Setiap kata mengupas kulitkku
Mengoreknya secara perlahan
Bait demi bait
Membuka luka lama yang hampir pulih
Surat itu tidak utuh
Karena ingatanku pun hanya separuh
Ingatan manis seolah terhapus oleh ketakutanku sendiri
Ia menguap bersama detik
Lukaku terbuka sedikit demi sedikit
Hanya luka yang terbuka
Obatnya hilang
Senyum dan cintanya juga hilang
Aku takut melupakanmu
Dan menggantikanmu dengan apa yang kupikirkan
Otakku terlalu jauh mengelabuiku
Hingga kesadaran akan momen-momen tergeser jauh dari kebenaran
Aku takut ingatan tentang kau akan terganti
Oleh liciknya otakku yang membohongiku tentang siapa kau
Sayangnya aku baru sadar
Hanya ingatan tentangmulah yang tersisa
Lekuk tubuh, wajah, bau badan, suara, hanya abu dalam ingatan
Kau tak lagi nyata
Aku takut suatu hari kutemui kembali surat itu
Dan aku bahkan tidak mengenali namamu
Ketakutan ini berhasil membuatku sengsara
Takut akan lupa realita yang pernah hadir di antara kita
Kesengsaraan ini juga berhasil menguasai otakku
Hingga perlahan aku lupa karena ketakutanku akan lupa sendiri
Comments
Post a Comment