Skip to main content

Anti-Peluru

"Mengapa kau mempertahankannya?"
"Karena itu mampu membuatku marasa nyaman"

Mengenakan gelang dari dia yang sudah mati
Mempertahankan keperawanan saat segala harga diri sudah dirampas
Mempertahankan idealisme saat seluruh dunia menyadarkan bahwa tidak ada yang ideal
Mengenakan helm, "helm murah itu tak akan kuat melindungimu", ku tahu, setidaknya ku merasa aman

"Mengapa kau terus bertahan dalam ilusimu?"
"Karena ilusiku lebih menyenangkan daripada reaalita"
"Tapi semua yang kau pertahankan sudah tak bernyawa"
"Mereka tetap bernyawa dan dapat hidup kembali dalam ilusiku"

Aku memang tak pernah mencapai titik ideal
Setidaknya ideal itu menjadi acuan kemana aku pergi
Walau aku tak akan pernah sampai ke tujuannya
Setiap langkahku hanya mendekatkanku setengah dari jarah yang tersisa
Akan selalu ada langkah yang harus aku tapaki

Ideal itu memang hanya bergerak dalam pikiran
Hanya?
Untungnya ia hanya bergerak di sana
Ia menjadi aman dari air, api, dan peluru
Tak akan ada yang mampu memenjarakan sebuah pemikiran
Tak akan ada yang mampu membunuh sebuah pemikiran
Tubuh mudah dipunahkan, tapi tidak pemikiran
Ia akan menjadi setitik cahaya dalam goa, maungan buas dalam hutan, dan jeritan dalam kubur

Tubuhnya memang telah mati, tapi konsepnya akan selalu hadir dalam gelang itu
Jadi jangan lagi kau tanyakan mengapa aku tetap mengenakan gelang ini

Comments

Popular posts from this blog

Danau Buatan

Kuselalu membayangkannya sebagai lautan. Namun, ia tak ubahnya hanyalah sebuah danau buatan. Seketika, danau tersebut menarikku ke memori 14 tahun yang lalu. Kala itu, aku masih mengenakan seragam putih-abu, duduk di batu yang sama, dengan kekasih yang berbeda. Dalam percakapan itu, aku berkisah tentang ketakutanku memasuki dunia kuliah, ketakutanku akan sebuah perubahan, ketakutanku menjadi dewasa. Aku menangis terisak-isak. Ia merangkul dan menenangkanku. Tak lama, ada seorang anak berjualan tisu. Kami pun serentak tertawa. “Kayaknya kamu sangat butuh ini,” ujarnya. Ia menyeka air mataku dengan tisu kering yang baru dibelinya dari bocah seharga Rp 5.000. Ia memelukku, seketika tangisku pun berubah menjadi tawa. Mengingat segalanya kembali, dalam ruang yang sama, dengan waktu yang berbeda, membuatku menyadari seberapa lugunya kisahku dan ia di masa lalu, seberapa membahagiakannya. Mengingatnya kembali, membuatku rindu pada momen itu. Aku tak mungkin rindu pada lelaki itu,...

Rekonstruksi Realitas Dalam The Truman Show

     The Truman Show merupakan film yang mencerikatan tentang bagaimana seorang lelaki, Truman Burbank (Jim Carrey), yang sebenarnya lahir, dan tumbuh dalam pertunjukan televisi. Pada akhir filmnya, Truman berusaha untuk mengetahui batas “panggung” pertunjukannnya, dan keluar dari pertunjukan televisi tersebut. Pengambilan sudut pandang kamera dalam film ini juga menggunakan sudut pandang kamera tersembunyi. Sepanjang film juga ditayangkan iklan (beer, coklat) untuk memperjelas posisinya sebagai pertunjukan televisi komersial.   The Truman Show secara tersirat juga menggambarkan bagaimana realitas yang ada di sekeliling kita, sejak kita lahir hingga tumbuh dewasa, merupakan hasil konstruksi yang dibuat oleh orang-orang di sekitar kita. Kita memercayai sesuatu ketika banyak orang yang juga percaya akan hal itu. Seperti yang dikatakan Christof, “we accept the reality of the world with whick we’re presented. It’s as simple as that” [ Scene ketika Cristof menjelaskan Mika, mengapa Truman...

Rekam Jejak Ganja Sintetis

Mendengar dan mendapat informasi dari beberapa pengguna, seperti R dan T tentang penggunaan ganja sintetis. Mereka mengatakan bagaimana mendapatkan “barang” (ganja sintetis) itu dan keduanya mengakui betapa mudah mendapatkannya. Dari sana, kami menelusuri sebenarnya bagaimana awal mula atau rekam jejak mengenai ganja sintetis ini. Sebagai aktivis yang bergerak untuk melegalkan ganja, Dhira Narayana dari Lingkar Ganja Nusantara (LGN), mengaku pernah mendapatkan ganja sintetis ini sekitar tahun 2012 yang ia dapatkan dari temannya. Ia pun mengaku tertipu karena ternyata efek yang dihasilkan berbeda dari yang alami. Baginya ganja sintetis itu lebih berbahaya. “Ya, pertama kali make ketipu di tahun 2012 dibawa sama temen dibilangnya ganja. Ketika saya pakai awalnya gelap. Rasanya seperti melihat langit tapi kayak cahaya-cahaya. Saya jadi parno, mau balik ke dunia biasa gak bisa dan saya ketakutan. Cuma 5-10 menit dan hilang. Saya gak mau make lagi, yang pasti itu berbahaya karena k...