Skip to main content

Dariku, Yang Baru Saja Mati


Setiap detik yang terbunuh oleh detik lainnya
Hari yang terbunuh oleh hari lainnya
Tahun yang terbunuh oleh tahun lainnya
Masa depan yang kelak akan membunuh masa kini

Entah siapa yang memiliki kuasa
Apakah pihak-pihak kapital itu? Ataukah waktu?
Bukankah kita semua kelak akan dibunuh oleh waktu?
Adakah di antara kalian yang juga merasa dipermainkan oleh waktu?
Adakah yang lelah selalu dikejar oleh waktu?

Kita makan siang dan makan malam
Di saat yang sama, siang dan malam pun memakan kita
Menjadikan adanya keberadaan lampau
Yang sebenarnya sudah mati
Aku yang tadi siang sedang makan, sudah mati
Ia sudah mati
Aku yang beberapa tahun yang lalu lulus sekolah pun sudah mati
Apalagi Aku yang sempat dilahirkan oleh perempuan itu, kami sudah sama-sama mati
Dibunuh oleh waktu

Hanya tersisa saat ini
Saat ini pun waktu terus sibuk mencincang kami
Terus membunuh kami
Berkali-kali
Lelahkah kalian mati secara terus-menerus?

Aku yang mati, kamu yang mati, dia yang mati, kami yang mati
Kami semua mati bersama para waktu yang terbunuh oleh waktu lainnya
Bersemayam menjadi lalu, dulu, kala itu, saat itu
Tak pernah menjadi tiada, tetap ada
Hanya saja telah mati
Mereka kalah, tertinggal, terinjak, tertindas, dan mati

Saat ini kan selalu jadi pemenang
Menjadi pihak yang bisa memilih, bisa berpikir, bisa merenung, bisa bernapas
Para pemenang pun senantiasa hidup bersama para pecundang
Mereka dari masa lalu
Karena kelak para pemenang pun akan menjadi yang kalah dan mati
Berbagi kuburan bersama pecundang terdahulu

Jika ada di antara kalian yang sedang membaca tulisan ini, maka percayalah, penulisnya telah mati
Ia telah dikalahkan oleh waktu
Untuk kalian yang masih menjadi pemenang, selamat dihabisi oleh waktu
Kutunggu kekalahan dan kematian kalian
Masa lalu selalu hadir bagi para pecundang

Comments

Popular posts from this blog

Danau Buatan

Kuselalu membayangkannya sebagai lautan. Namun, ia tak ubahnya hanyalah sebuah danau buatan. Seketika, danau tersebut menarikku ke memori 14 tahun yang lalu. Kala itu, aku masih mengenakan seragam putih-abu, duduk di batu yang sama, dengan kekasih yang berbeda. Dalam percakapan itu, aku berkisah tentang ketakutanku memasuki dunia kuliah, ketakutanku akan sebuah perubahan, ketakutanku menjadi dewasa. Aku menangis terisak-isak. Ia merangkul dan menenangkanku. Tak lama, ada seorang anak berjualan tisu. Kami pun serentak tertawa. “Kayaknya kamu sangat butuh ini,” ujarnya. Ia menyeka air mataku dengan tisu kering yang baru dibelinya dari bocah seharga Rp 5.000. Ia memelukku, seketika tangisku pun berubah menjadi tawa. Mengingat segalanya kembali, dalam ruang yang sama, dengan waktu yang berbeda, membuatku menyadari seberapa lugunya kisahku dan ia di masa lalu, seberapa membahagiakannya. Mengingatnya kembali, membuatku rindu pada momen itu. Aku tak mungkin rindu pada lelaki itu,...

Rekonstruksi Realitas Dalam The Truman Show

     The Truman Show merupakan film yang mencerikatan tentang bagaimana seorang lelaki, Truman Burbank (Jim Carrey), yang sebenarnya lahir, dan tumbuh dalam pertunjukan televisi. Pada akhir filmnya, Truman berusaha untuk mengetahui batas “panggung” pertunjukannnya, dan keluar dari pertunjukan televisi tersebut. Pengambilan sudut pandang kamera dalam film ini juga menggunakan sudut pandang kamera tersembunyi. Sepanjang film juga ditayangkan iklan (beer, coklat) untuk memperjelas posisinya sebagai pertunjukan televisi komersial.   The Truman Show secara tersirat juga menggambarkan bagaimana realitas yang ada di sekeliling kita, sejak kita lahir hingga tumbuh dewasa, merupakan hasil konstruksi yang dibuat oleh orang-orang di sekitar kita. Kita memercayai sesuatu ketika banyak orang yang juga percaya akan hal itu. Seperti yang dikatakan Christof, “we accept the reality of the world with whick we’re presented. It’s as simple as that” [ Scene ketika Cristof menjelaskan Mika, mengapa Truman...

Rekam Jejak Ganja Sintetis

Mendengar dan mendapat informasi dari beberapa pengguna, seperti R dan T tentang penggunaan ganja sintetis. Mereka mengatakan bagaimana mendapatkan “barang” (ganja sintetis) itu dan keduanya mengakui betapa mudah mendapatkannya. Dari sana, kami menelusuri sebenarnya bagaimana awal mula atau rekam jejak mengenai ganja sintetis ini. Sebagai aktivis yang bergerak untuk melegalkan ganja, Dhira Narayana dari Lingkar Ganja Nusantara (LGN), mengaku pernah mendapatkan ganja sintetis ini sekitar tahun 2012 yang ia dapatkan dari temannya. Ia pun mengaku tertipu karena ternyata efek yang dihasilkan berbeda dari yang alami. Baginya ganja sintetis itu lebih berbahaya. “Ya, pertama kali make ketipu di tahun 2012 dibawa sama temen dibilangnya ganja. Ketika saya pakai awalnya gelap. Rasanya seperti melihat langit tapi kayak cahaya-cahaya. Saya jadi parno, mau balik ke dunia biasa gak bisa dan saya ketakutan. Cuma 5-10 menit dan hilang. Saya gak mau make lagi, yang pasti itu berbahaya karena k...