Skip to main content

History of LOL :D


 Lol (Laughing Out Loud) yang mempunyai arti tertawa terbahak-bahak sangat populer digunakan dalam percakapan tidak formal saat ini. Lol digunakan sebagai penyampaian ekspresi dalam percakapan mulai lewat e-mail, SMS, social network, bahkan terkadang diomongan secara langsung. Awal kemunculan kata lol sendiri mempunyai arti “Little Old Lady” yang kemudian populer pada tahun 1960-an. Namun, seiring dengan waktu, arti lol terus bergeser. lol juga sempat mempunyai arti “Lots Of Love”, bahkan ada beberapa bercandaan dari hal itu seperti
“Your Grandma has just passed away. LOL”

  Pada tanggal 24 Maret 2011, secara resmi kata “lol” telah dimasukan ke Oxford English Dictionary”. Dimana “lolled” digunakan untuk bentuk past tense, dan “lolling” untuk bentuk participle. Hal ini sempat mendapat respon negatif dari beberapa pihak.
  “”the death of dictionary” komentar salah seorang Blogger.
Bahkan, dibuat sebuah group di Facebook khusus untuk para haters kata “lol”. Salah seorang di group “anti-LOL” berkata ,
  “If something is funny, ‘ha’, ‘hehehehe’, or ‘hee hee’ is perfectly fine depending on the joke, and more descriptive than ‘lol’”
  Marie Clair juga berkata di Daily Mail bahwa “This is worrying trand of adults mimicking teen-speak”
  “Thay (adults) are using slang words and ignoring grammar. Their language is deteriorating”
  Ada pula beberapa sindiran terhadap kata lol,
  “doesn’t sound anything like laughter. In fact you physically CAN’T say it while smiling. I’m all of bastardisation of language, but with lol, that thing you though was rubbish really is rubbish”
  David Crtystal, pengarang dari Language and the Internet juga mengatakan
  “How many people are actually laughing out loud when they say LOL?”
  Namun beberapa pihak tetap memberi dukungan positif terhadap kata lol yang dianggap bisa memperkaya diksi.


Beberapa bentuk lain dari kata lol:
-) lul = Ejaan fonetik terhadap lol
-) lolz = digunakan dalam artian yang sama dengan lol
-) lulz = digunakan untuk menertawakan seseorang yang terkena prank, atau untuk menertawakan sebuah lawakan. Terkadang dijadikan sebagai kata benda, seperti contohnya : Do it for the lulz
yang dimana kemudian dikembangkan lagi menjadi ftlulz (for the lulz)
-)lolwut/lulwut = Biasanya digunakan untuk menunjukan tertawa bingung
-)LOLOLOL
-) trolololol/ trollololol = sering digunakan untuk menertawakan lawakan dari internet. Kata trololo sendiri tenar dari Eduard Khil, atau lebih dikenal sebagai Mr.trololo/ trololoman, seorang pria Rusia yang terkenal sebagai meme internet. Mr. Trololo dikenal luas setelah menyanyikan “I Am Glad ‘cause I’m finally returning back” yang di-upload-nya ke youtube.

-)LMAO = Laughing My Ass Off, atau terkadang dikembangkan lagi menjadi LMFAO (Laughing My Fu*king Ass Off)
-) ROFL/ROTFL = Rolling On the Floor Laughing
-) lqtm = laughing quietly to myself

Kata lol dalam bahasa/daerah lain:
Esperanto: mdr (mort de rire), memiliki arti tertawa terbahak-bahak
Perancis: mdr (mort de rire), memiliki arti mati karena tertawa
Thailand: 555, angka “5” dalam bahasa Thailand dibaca “ha”
Swedia: asg (asgar), memiliki arti tertawa yang intens
Brazil: rs (risos), bentuk plural dari tertawa
Portugis: cacaca
Afghanistan: mkm (ma khanda mikonom), memiliki arti saya tertawa
Malaysia: ha3 (hahaha)
Spanyol: jajaja





Comments

Popular posts from this blog

Rekonstruksi Realitas Dalam The Truman Show

     The Truman Show merupakan film yang mencerikatan tentang bagaimana seorang lelaki, Truman Burbank (Jim Carrey), yang sebenarnya lahir, dan tumbuh dalam pertunjukan televisi. Pada akhir filmnya, Truman berusaha untuk mengetahui batas “panggung” pertunjukannnya, dan keluar dari pertunjukan televisi tersebut. Pengambilan sudut pandang kamera dalam film ini juga menggunakan sudut pandang kamera tersembunyi. Sepanjang film juga ditayangkan iklan (beer, coklat) untuk memperjelas posisinya sebagai pertunjukan televisi komersial.   The Truman Show secara tersirat juga menggambarkan bagaimana realitas yang ada di sekeliling kita, sejak kita lahir hingga tumbuh dewasa, merupakan hasil konstruksi yang dibuat oleh orang-orang di sekitar kita. Kita memercayai sesuatu ketika banyak orang yang juga percaya akan hal itu. Seperti yang dikatakan Christof, “we accept the reality of the world with whick we’re presented. It’s as simple as that” [ Scene ketika Cristof menjelaskan Mika, mengapa Truman

Komentar terhadap Paradigma Naratif

Rangkuman Paradigma naratif merupakan salah satu teori yang ditemukan oleh Walter Fisher di mana manusia dipercaya sebagai makhluk pencerita, dan pertimbangan akan nilai, emosi, dan estetika menjadi dasar keyakinan dan perilaku kita. Manusia cenderung lebih mudah terbujuk oleh cerita yang bagus daripada argumen yang bagus. Menceritakan kisah juga merupakan esensi dari sifat dasar manusia. Lahirnya paradigma naratif menyebabkan pergeseran paradigma, di mana sebelumnya masyarakat secara umum lebih sering menggunakan paradigma rasional. Keduanya seringkali dijadikan pembanding dan untuk membedakan, di mana paradigma rasional seringkali dimaknai dengan logos sebagai logika, dan paradigma naratif dengan mitos sebagai kisah dan emosi. Paradigma naratif memberikan sebuah alternatif dari paradigma dunia rasional tanpa menegasi rasionalitas tradisional. Fisher juga menegaskan bahwa cerita, atau mitos, terkandung di dalam semua usaha komunikasi manusia (bahkan yang melibatkan logika) kare

Arranged: Menghidupkan Tradisi dalam Masyarakat Plural

Perbenturan budaya, dalam konteks positif ataupun negatif, dalam kota metropolitan menjadi hal yang biasa terjadi. Film Arranged yang ditulis oleh Stefan Schaefer menghadirkan fenomena ini dalam bentuk persahabatan antara Rochel Meshenberg, seorang Yahudi Ortodoks, dengan Nasira Khaldi, seorang Muslim keturunan Suria. Brooklyn, New York, menjadi latar belakang dari berlangsungnya hubungan mereka. Film independen asal Amerika yang diproduksi oleh Cicala Filmworks ini membuka narasi dengan menunjukan bagaimana Rochel dan Nasira yang bekerja sebagai guru baru di sebuah sekolah umum menghadirkan identitas yang berbeda dari guru-guru lainnya. Identitas Yahudi dan Islam yang dihadirkan sempat dijadikan sorotan oleh murid-murid dan kepala sekolah mereka. Persahabatan mereka pun diwarnai dengan bagaimana mereka bercerita tentang tradisi yang dimiliki masing-masing, hingga masalah perjodohan beserta dilemanya yang dimiliki keduanya. Rochel sebagai Yahudi Ortodoks harus menentukan pilihan atas