Skip to main content

Masyarakat Sebagai Media Informasi

Seiring dengan perkembangan zaman, perkembangan teknologi, informasi, dan komunikasipun semakin terlihat mencolok. Dalam kurun waktu pendek, sudah terasa drastis sekali perubahannya. Komunikasi yang tadinya hanya searah pun, yakni dari atas ke bawah, telah berubah menjadi komunikasi dua arah. Masyarakat yang tadinya cenderung bersikap pasif terhadap media informasi, yakni hanya sebagai penonton atau pembaca, sekarang menjadi cenderung aktif. Yang dimaksudkan aktif disini ialah manusia telah berkembang dan ikut berartisipasi dalam media informasi, bahkan kini sebagian besar masyarakat sering kali menjadi sumber informasi itu sendiri.

Perkembangan manusia dari yang sebelumnya bersifat pasif menjadi aktif tidak terjadi begitu saja. Dimana pada awalnya manusia cenderung menjadi penonton, dan penerima informasi yang diberikan. Lalu, dengan perkembangan media jurnalistik menjadi media yang lebih independen, rasa keingintahuan dan kebutuhan akan informasi masyarakat pun meningkat. Mereka mulai menjadi pencari berita dan informasi. Informasi pun semakin lama semakin mudah didapatkan, terutama sejak lahirnya internet. Masyarakat menjadi semakin haus akan informasi, informasi yang tadinya didapatkan lewat media cetak, sekolah, percakapan, kini terasa semakin luas, pengertian komunikasi pun berubah seiring waktu. Kini bisa dikatakan komunikasi tidak hanya terjadi dengan interaksi antar manusia dengan manusia, manusia dengan kelompok, atau keompok dengan kelompok. Dengan lahirnya internet lahir pula bentuk komunikasi baru, yaitu manusia dengan sistem informasi. Dan lama-kelamaan masyarakatlah yang menjadi pecandu informasi lewat berbagai media, dan ketidakpuasan berubah menjadi salah satu faktor mereka tetap mencari informasi yang mereka inginkan. Hingga pada akhirnya merekalah yang membuat informasi itu sendiri.

Dengan tersedianya banyak tempat untuk menyampaikan informasi dan pendapat terutama lewat internet, penyebaran informasipun berubah menjadi dua arah. Ditambah lagi dengan adanya beberapa aplikasi seperti blog, penyampaian informasi masyarakat terasa semakin mudah dan murah. Hingga pada akhirnya menyentuh titik keberadaan kita sekarang, dimana post lewat media sosial menjadi penyebar informasi tercepat.Media sosial seperti Facebook atau Twitter telah menjadi makanan pokok setiap harinya. Kenapa media sosial dikatakan makanan pokok? Karena media sosial telah menjadi pusat informasi, dan penyebaran informasi tercepat, serta dengan posisi masyarakat yang mendukung karena telah menempatkan dirinya sebagai individu dengan kebutuhan mendasar akan informasi dan berita. Lewat media sosial masyarakat dapat mengeluarkan pendapat serta kritik terhadap apapun disekitarnya, dan membuat masyarakat menjadi sumber informasi sekaligus media sensor dalam lalu lintas informasi itu sendiri. Seperti contohnya, ketika terjadi gempa di Aceh beberapa waktu lalu, masyarakat yang berada disekitar sana langsung mengabarkan lewat media sosial, dan dengan waktu yang sangat cepat informasi pun beredar. Setiap individu berlomba-lomba menjadi penyampai informasi pertama atas setiap kejadian. Bahkan seringkali kejadian yang sebenarnya tidak terjadi pun tersebar lewat internet, atau istilah non-formal cyberworld-nya hoax, yakni berita bohong, atau informasi tidak bersumber dan palsu. Salah satu contoh hoax yang paling umum ialah menyebarkan kejadian yang sebenarnya tidak terjadi, atau berbeda dengan cerita aslinya.

Derasnya informasi yang menyebar di media sosial memaksa masyarakat atau penduduk media sosial sendirilah yang menjadi penyaring informasi yang ada.Sekat yang semula menjadi menghalang antar golongan masyarakat juga terasa semakin menipis dengan terbukanya informasi dan komunikasi seperti sekarang. Batasan umur, suku, ras, agama, dan golongan terasa pudar karena berkembangnya informasi dan komunikasi, serta berubahnya peran individu yang memiliki hak untuk mendapatkan dan mengedarkan informasi yang sama.

Semakin hari sangat terasa bahwa dunia maya dan dunia nyata menjadi satu kesatuan yang tidak terlepas. Apa yang terjadi di dunia maya, tersebar luas lewat pertukaran informasi langsung seperti percakapan, presentasi, atau semacamnya. Dan apapun yang terjadi di dunia nyata juga tersebar luas lewat dunia maya. Sekarang ini juga bisa disimpulkan bahwa setiap individu telah memiliki perilaku informasi yang aktif, mereka sebagai pencari informasi, penyebar informasi, bahkan penyaring informasi, dengan hak yang sama. Dan sekarang inilah titik dimana ‘masyarakat sebagai sumber informasi’.


Follow me

Comments

Popular posts from this blog

Rekonstruksi Realitas Dalam The Truman Show

     The Truman Show merupakan film yang mencerikatan tentang bagaimana seorang lelaki, Truman Burbank (Jim Carrey), yang sebenarnya lahir, dan tumbuh dalam pertunjukan televisi. Pada akhir filmnya, Truman berusaha untuk mengetahui batas “panggung” pertunjukannnya, dan keluar dari pertunjukan televisi tersebut. Pengambilan sudut pandang kamera dalam film ini juga menggunakan sudut pandang kamera tersembunyi. Sepanjang film juga ditayangkan iklan (beer, coklat) untuk memperjelas posisinya sebagai pertunjukan televisi komersial.   The Truman Show secara tersirat juga menggambarkan bagaimana realitas yang ada di sekeliling kita, sejak kita lahir hingga tumbuh dewasa, merupakan hasil konstruksi yang dibuat oleh orang-orang di sekitar kita. Kita memercayai sesuatu ketika banyak orang yang juga percaya akan hal itu. Seperti yang dikatakan Christof, “we accept the reality of the world with whick we’re presented. It’s as simple as that” [ Scene ketika Cristof menjelaskan Mika, mengapa Truman

Komentar terhadap Paradigma Naratif

Rangkuman Paradigma naratif merupakan salah satu teori yang ditemukan oleh Walter Fisher di mana manusia dipercaya sebagai makhluk pencerita, dan pertimbangan akan nilai, emosi, dan estetika menjadi dasar keyakinan dan perilaku kita. Manusia cenderung lebih mudah terbujuk oleh cerita yang bagus daripada argumen yang bagus. Menceritakan kisah juga merupakan esensi dari sifat dasar manusia. Lahirnya paradigma naratif menyebabkan pergeseran paradigma, di mana sebelumnya masyarakat secara umum lebih sering menggunakan paradigma rasional. Keduanya seringkali dijadikan pembanding dan untuk membedakan, di mana paradigma rasional seringkali dimaknai dengan logos sebagai logika, dan paradigma naratif dengan mitos sebagai kisah dan emosi. Paradigma naratif memberikan sebuah alternatif dari paradigma dunia rasional tanpa menegasi rasionalitas tradisional. Fisher juga menegaskan bahwa cerita, atau mitos, terkandung di dalam semua usaha komunikasi manusia (bahkan yang melibatkan logika) kare

Arranged: Menghidupkan Tradisi dalam Masyarakat Plural

Perbenturan budaya, dalam konteks positif ataupun negatif, dalam kota metropolitan menjadi hal yang biasa terjadi. Film Arranged yang ditulis oleh Stefan Schaefer menghadirkan fenomena ini dalam bentuk persahabatan antara Rochel Meshenberg, seorang Yahudi Ortodoks, dengan Nasira Khaldi, seorang Muslim keturunan Suria. Brooklyn, New York, menjadi latar belakang dari berlangsungnya hubungan mereka. Film independen asal Amerika yang diproduksi oleh Cicala Filmworks ini membuka narasi dengan menunjukan bagaimana Rochel dan Nasira yang bekerja sebagai guru baru di sebuah sekolah umum menghadirkan identitas yang berbeda dari guru-guru lainnya. Identitas Yahudi dan Islam yang dihadirkan sempat dijadikan sorotan oleh murid-murid dan kepala sekolah mereka. Persahabatan mereka pun diwarnai dengan bagaimana mereka bercerita tentang tradisi yang dimiliki masing-masing, hingga masalah perjodohan beserta dilemanya yang dimiliki keduanya. Rochel sebagai Yahudi Ortodoks harus menentukan pilihan atas