Skip to main content

Eleven Minutes's Review

Eleven MinutesEleven Minutes by Paulo Coelho

My rating: 4 of 5 stars


I love the opening naration
"Once upon a time, there was a prostitute called Maria"
Its combining the opening for the children's story, then mixed it with the adult word.

Then the first chapter continued telling about her background, which was actually made me cry, how her first crash was, then her first boyfriend, and blah blah blah. But after reading a half of the book, somehow it got boring, but then the plot got up when it closed to the ending.

Well, the story is about Maria, a poor, daydreamer women from Brazil who loved to try new things and gets new experiences. Unfortunately, when she decided to go to Swiss, she ended up of being prostitute. She was describing as a beautiful and smart, who had a plan for her future (this part is a little boring). Then she met a young man, Ralf, rich and handsome, he was a painter, and he saw then light in her (I like this part). Not far after met Ralf, she was introduced to the world of her new rich client who was a masochism, then Maria started to feel how intresting, and how she loved to feel in pain.

There are a good lesson from the story, besides the sex scene that describe tooooo detail, and I get bored of it, even there were some pages that passed it without read it.

Here are my favorite quotes from this book:

"When I had nothing to lose, I had everything. When I stopped being who I am, I found myself.”

“I can choose either to be a victim of the world or an adventurer in search of treasure. It's all a question of how I view my life.”

“No one loses anyone, because no one owns anyone. That is the true experience of freedom: having the most important thing in the world without owning it”

“In love, no one can harm anyone else; we are each responsible for our own feelings and cannot blame someone else for what we feel.”

“Love one another, but let’s try not to possess one another.”



View all my reviews

Comments

Popular posts from this blog

Rekonstruksi Realitas Dalam The Truman Show

     The Truman Show merupakan film yang mencerikatan tentang bagaimana seorang lelaki, Truman Burbank (Jim Carrey), yang sebenarnya lahir, dan tumbuh dalam pertunjukan televisi. Pada akhir filmnya, Truman berusaha untuk mengetahui batas “panggung” pertunjukannnya, dan keluar dari pertunjukan televisi tersebut. Pengambilan sudut pandang kamera dalam film ini juga menggunakan sudut pandang kamera tersembunyi. Sepanjang film juga ditayangkan iklan (beer, coklat) untuk memperjelas posisinya sebagai pertunjukan televisi komersial.   The Truman Show secara tersirat juga menggambarkan bagaimana realitas yang ada di sekeliling kita, sejak kita lahir hingga tumbuh dewasa, merupakan hasil konstruksi yang dibuat oleh orang-orang di sekitar kita. Kita memercayai sesuatu ketika banyak orang yang juga percaya akan hal itu. Seperti yang dikatakan Christof, “we accept the reality of the world with whick we’re presented. It’s as simple as that” [ Scene ketika Cristof menjelaskan Mika, mengapa Truman

Komentar terhadap Paradigma Naratif

Rangkuman Paradigma naratif merupakan salah satu teori yang ditemukan oleh Walter Fisher di mana manusia dipercaya sebagai makhluk pencerita, dan pertimbangan akan nilai, emosi, dan estetika menjadi dasar keyakinan dan perilaku kita. Manusia cenderung lebih mudah terbujuk oleh cerita yang bagus daripada argumen yang bagus. Menceritakan kisah juga merupakan esensi dari sifat dasar manusia. Lahirnya paradigma naratif menyebabkan pergeseran paradigma, di mana sebelumnya masyarakat secara umum lebih sering menggunakan paradigma rasional. Keduanya seringkali dijadikan pembanding dan untuk membedakan, di mana paradigma rasional seringkali dimaknai dengan logos sebagai logika, dan paradigma naratif dengan mitos sebagai kisah dan emosi. Paradigma naratif memberikan sebuah alternatif dari paradigma dunia rasional tanpa menegasi rasionalitas tradisional. Fisher juga menegaskan bahwa cerita, atau mitos, terkandung di dalam semua usaha komunikasi manusia (bahkan yang melibatkan logika) kare

Arranged: Menghidupkan Tradisi dalam Masyarakat Plural

Perbenturan budaya, dalam konteks positif ataupun negatif, dalam kota metropolitan menjadi hal yang biasa terjadi. Film Arranged yang ditulis oleh Stefan Schaefer menghadirkan fenomena ini dalam bentuk persahabatan antara Rochel Meshenberg, seorang Yahudi Ortodoks, dengan Nasira Khaldi, seorang Muslim keturunan Suria. Brooklyn, New York, menjadi latar belakang dari berlangsungnya hubungan mereka. Film independen asal Amerika yang diproduksi oleh Cicala Filmworks ini membuka narasi dengan menunjukan bagaimana Rochel dan Nasira yang bekerja sebagai guru baru di sebuah sekolah umum menghadirkan identitas yang berbeda dari guru-guru lainnya. Identitas Yahudi dan Islam yang dihadirkan sempat dijadikan sorotan oleh murid-murid dan kepala sekolah mereka. Persahabatan mereka pun diwarnai dengan bagaimana mereka bercerita tentang tradisi yang dimiliki masing-masing, hingga masalah perjodohan beserta dilemanya yang dimiliki keduanya. Rochel sebagai Yahudi Ortodoks harus menentukan pilihan atas