Skip to main content

Lost Inside the Crowd


“Hey, I saw your feather on the back of my house yesterday”
“I saw it beneath the cloud of Red Planet”
“Ah, I forgot to tell you, that I saw yours either on the Blue Country”
I lost in silence for a while, I knew what their were thinking.
“I bet you had flight a lot with those wings”
“I bet you had met a lot of people, angel, demons, and alien?”

Perhaps.

Demons. Sometimes I wonder, how lucky they are. They know exactly who they are, they know exactly what they want, and where they belong to. Hell. Lucky as hell.

How about me? Who am I? Where do I belong to?

I love to fly, but then I stuck into it. One morning, I flied beside a red light to one castil, playing around with the kids. Afterward I flied away beside a yellow light to a farm, rolled in the mud, playing along with cows, pigs, and chickens.
When the sun lost his light, and the moon raised up her elegant atmosphere through her grace visible radiation, another part of the world called me. I wore the most favorable red gawn that I had, turned my lips into crimson or more like blood, brush my soft blue wings, and flied beside a purple light. The cold air stabbed me like a knife as I travelled through them, nevertheless the purple light burned me. It was like I was standing between a heaven and hell. My wings turned into a flame in instead.
I danced a long that night, meeting a dozens of images that used a thousand types of mask that I couldn't underdtood.
I can talked to them, but I never can communicate to them.
I realized something wrong with me, or everything was wrong.
Everyone dressed in blue, I was stuck in red.
Everyone shone a red light through their eyes, I was drown in my blue eyes.
Everyone used their legs to walk, my legs were broken.
Everyone laugh at a joke but me.

How could they communicate to each other? I wonder what symbol do they used?
Maybe I’m the one who landed on the wrong place, at the wrong time, but where do I really belong to?
Why everything always devided into two things, me and not me?
Why I never understand not me?
Perhaps because I am me not not me.
Do I have to stop being myself to understand them? Another things that wasn’t me?

Why not me always pushed me to understand them? How?
Stop being myself?
Then what is the essence of the existence of myself anymore if I stopped being myself?

That night a magnificent angel fell from that black thick cloud and murmured softly to my right ear, told me to follow him. He grabbed my arms gently and flied me on his back.
He answered all of my question.
I stand on too many things that simply means I stand on nothing.
Whenever I choose more than one thing, it simply means I choose nothing at all.

Comments

  1. First of all, "I can talked to them, but I never can communicate to them."-> komunikasi banget fad? komunikasi tidak efektif? lololl
    second of all, "I stand on too many things that simply means I stand on nothing.
    Whenever I choose more than one thing, it simply means I choose nothing at all." -> this got me thinking whether the path I'm following is the right one or not. Good job making me lose faith, fella!

    ReplyDelete
    Replies
    1. Thankyou Dimi for the feedback! Lol, just put a faith on whatever you choose, stand for it, sometimes we need a little patient to see wether it was a right choise or not. Anyway, goodluck for you!

      Delete

Post a Comment

Popular posts from this blog

Rekonstruksi Realitas Dalam The Truman Show

     The Truman Show merupakan film yang mencerikatan tentang bagaimana seorang lelaki, Truman Burbank (Jim Carrey), yang sebenarnya lahir, dan tumbuh dalam pertunjukan televisi. Pada akhir filmnya, Truman berusaha untuk mengetahui batas “panggung” pertunjukannnya, dan keluar dari pertunjukan televisi tersebut. Pengambilan sudut pandang kamera dalam film ini juga menggunakan sudut pandang kamera tersembunyi. Sepanjang film juga ditayangkan iklan (beer, coklat) untuk memperjelas posisinya sebagai pertunjukan televisi komersial.   The Truman Show secara tersirat juga menggambarkan bagaimana realitas yang ada di sekeliling kita, sejak kita lahir hingga tumbuh dewasa, merupakan hasil konstruksi yang dibuat oleh orang-orang di sekitar kita. Kita memercayai sesuatu ketika banyak orang yang juga percaya akan hal itu. Seperti yang dikatakan Christof, “we accept the reality of the world with whick we’re presented. It’s as simple as that” [ Scene ketika Cristof menjelaskan Mika, mengapa Truman

Komentar terhadap Paradigma Naratif

Rangkuman Paradigma naratif merupakan salah satu teori yang ditemukan oleh Walter Fisher di mana manusia dipercaya sebagai makhluk pencerita, dan pertimbangan akan nilai, emosi, dan estetika menjadi dasar keyakinan dan perilaku kita. Manusia cenderung lebih mudah terbujuk oleh cerita yang bagus daripada argumen yang bagus. Menceritakan kisah juga merupakan esensi dari sifat dasar manusia. Lahirnya paradigma naratif menyebabkan pergeseran paradigma, di mana sebelumnya masyarakat secara umum lebih sering menggunakan paradigma rasional. Keduanya seringkali dijadikan pembanding dan untuk membedakan, di mana paradigma rasional seringkali dimaknai dengan logos sebagai logika, dan paradigma naratif dengan mitos sebagai kisah dan emosi. Paradigma naratif memberikan sebuah alternatif dari paradigma dunia rasional tanpa menegasi rasionalitas tradisional. Fisher juga menegaskan bahwa cerita, atau mitos, terkandung di dalam semua usaha komunikasi manusia (bahkan yang melibatkan logika) kare

Arranged: Menghidupkan Tradisi dalam Masyarakat Plural

Perbenturan budaya, dalam konteks positif ataupun negatif, dalam kota metropolitan menjadi hal yang biasa terjadi. Film Arranged yang ditulis oleh Stefan Schaefer menghadirkan fenomena ini dalam bentuk persahabatan antara Rochel Meshenberg, seorang Yahudi Ortodoks, dengan Nasira Khaldi, seorang Muslim keturunan Suria. Brooklyn, New York, menjadi latar belakang dari berlangsungnya hubungan mereka. Film independen asal Amerika yang diproduksi oleh Cicala Filmworks ini membuka narasi dengan menunjukan bagaimana Rochel dan Nasira yang bekerja sebagai guru baru di sebuah sekolah umum menghadirkan identitas yang berbeda dari guru-guru lainnya. Identitas Yahudi dan Islam yang dihadirkan sempat dijadikan sorotan oleh murid-murid dan kepala sekolah mereka. Persahabatan mereka pun diwarnai dengan bagaimana mereka bercerita tentang tradisi yang dimiliki masing-masing, hingga masalah perjodohan beserta dilemanya yang dimiliki keduanya. Rochel sebagai Yahudi Ortodoks harus menentukan pilihan atas