Untuk waktu yang cukup lama, aku memerhatikan gadis yang sedang berdiri di hadapanku. Ia tenggelam dalam gaun hitam sambil memegang sekuntum bunga hitam. Gaun yang sama ketika aku menemuinya enam tahun yang lalu, di tempat yang sama pula. Tangannya berusaha untuk menggenggam bunga itu, sampai perlahan akhirnya ia jatuhkan. Bunga itu jatuh di sebelah kaki putih tanpa alasnya. Kami hanya dipisahkan oleh jarak sekitar dua langkah. Sayap putih besar tipis di bagian belakang punggungnya membuat tubuhnya terlihat semakin kurus. Tulang selangkanya menonjol. Bunga hitam dekat kakinya dikelilingi beberapa bulu dari sayap putihnya yang terjatuh. Aku memandangnya, ia balik menatapku. Aku bingung arti di balik tatapannya itu. Tatapan ini persis seperti tatapannya enam tahun yang lalu. Semakin lama aku melihatnya, justru semakin kesal aku dibuat olehnya. Aku kesal karena aku tidak pernah memahaminya. Tatapan matanya semakin tajam dan berkilau akibat air di dalamnya. Hingga air tersebut berubah