Saat tubuhku terbaring tapi rohku terbang dan melompat dari satu ke awan lainnya..
Saat aku sedang duduk di hadapan api unggun, tapi jiwaku ditarik mundur ke waktu lampau, membuatku membuatku terpecah dalam dua waktu yang berbeda dalam ruang yang sama..
Saat ia muncul, suaraku ditarik ke ruang yang jauh, dan diputar kembali di waktu yang berbeda..
Saat aku sedang menatap diriku sendiri yang terjebak di belakang cermin..
Saat pikiranku perang hingga terpecah menjadi dua blok, salah satu di antaranya lari ke dimensi yg membuatku tak sadar, membuatku terjepit di antara keadaan sadar dan tidak sadar..
Ketika mataku, telingaku, pikiranku menipu, aku larut dalam dimensi palsu yang dikonstruksi dengan begitu nyata, aku berhasil diliciki pikiranku sendiri..
Hingga pada akhirnya aku tak pernah tahu, aku kah yang mempermainkan seluruh ruang dan waktu? Pikirankukah? Atau justru aku yang selama ini menjadi objek permainan mereka?
The Truman Show merupakan film yang mencerikatan tentang bagaimana seorang lelaki, Truman Burbank (Jim Carrey), yang sebenarnya lahir, dan tumbuh dalam pertunjukan televisi. Pada akhir filmnya, Truman berusaha untuk mengetahui batas “panggung” pertunjukannnya, dan keluar dari pertunjukan televisi tersebut. Pengambilan sudut pandang kamera dalam film ini juga menggunakan sudut pandang kamera tersembunyi. Sepanjang film juga ditayangkan iklan (beer, coklat) untuk memperjelas posisinya sebagai pertunjukan televisi komersial. The Truman Show secara tersirat juga menggambarkan bagaimana realitas yang ada di sekeliling kita, sejak kita lahir hingga tumbuh dewasa, merupakan hasil konstruksi yang dibuat oleh orang-orang di sekitar kita. Kita memercayai sesuatu ketika banyak orang yang juga percaya akan hal itu. Seperti yang dikatakan Christof, “we accept the reality of the world with whick we’re presented. It’s as simple as that” [ Scene ketika Cristof menjelaskan Mika, mengapa Truman...
Comments
Post a Comment