Ia melihat dunia tanpa ada ingatan tentang orang tuanya. Seekor burung kecil dan jelek. Lupa kapan ia mulai bisa terbang, hanya saja seumur hidupnya ia selalu terbang. Terbang seekor diri. Ia dapat menjadi siapa pun karena tak ada yang mengingatnya. Tidak berharga untuk dipelihara, apalagi diberi makan dan ditaruh dalam sangkar. Terlalu liar untuk dijinakan. Ketika ia mati, tak akan ada air mata yang jatuh untuknya. Hanya ada seorang manusia yang tak sengaja menginjak bangkainya dan menendangnya ke saluran air di pinggir jalan. Begitu singkat sekaligus rumit kisah hidupnya. Untungnya ia tidak penting, sehingga kerumitan hidupnya hanya menjadi beban bagi dirinya sendiri.
Mendengar dan mendapat informasi dari beberapa pengguna, seperti R dan T tentang penggunaan ganja sintetis. Mereka mengatakan bagaimana mendapatkan “barang” (ganja sintetis) itu dan keduanya mengakui betapa mudah mendapatkannya. Dari sana, kami menelusuri sebenarnya bagaimana awal mula atau rekam jejak mengenai ganja sintetis ini. Sebagai aktivis yang bergerak untuk melegalkan ganja, Dhira Narayana dari Lingkar Ganja Nusantara (LGN), mengaku pernah mendapatkan ganja sintetis ini sekitar tahun 2012 yang ia dapatkan dari temannya. Ia pun mengaku tertipu karena ternyata efek yang dihasilkan berbeda dari yang alami. Baginya ganja sintetis itu lebih berbahaya. “Ya, pertama kali make ketipu di tahun 2012 dibawa sama temen dibilangnya ganja. Ketika saya pakai awalnya gelap. Rasanya seperti melihat langit tapi kayak cahaya-cahaya. Saya jadi parno, mau balik ke dunia biasa gak bisa dan saya ketakutan. Cuma 5-10 menit dan hilang. Saya gak mau make lagi, yang pasti itu berbahaya karena k...
Comments
Post a Comment