Skip to main content

Lepas dan Mati

Kau ikat dia
Kau kurung dalam sebuah ruang
Kau ajari
Kau didik
Kau bentuk
Apa itu dunia, bagaimana ia bekerja, bagaimana segala sesuatu bekerja
Apa itu cinta
Apa itu benci
Mana yang baik, mana pula yang tidak
Ini hitam, ini putih, hanya orang gila yang membentuk garis abu

Ada kalanya kau menjadi tua, dan sayapnya sudah terlalu besar untuk hidup dalam ruang itu
Kau buka kurungannya
Kau lepas

Silau, sungguh silau
Matanya tak terbiasa melihat cahaya matahari
Kulitnya tidak terbiasa terkena debu jalanan
Sayapnya tak terlatih untuk terbang

Kau mati, ia pun masih hidup
Kau mengajarinya tentang idealis, tapi yang dilihat hanyalah realitas
Kau mengajarinya tentang hitam-putih, tapi yang dilihatnya hanya abu

Kau lupa, ia seharusnya belajar sejak dini
Kau lupa, ia bukan kau
Kau lupa, kelak ia akan dewasa dan menghidupi dirinya sendiri
Kau lupa mengajarkannya untuk hidup

Berkat segala bentukanmu, ia lapar, rapuh, lemah, bingung
Terapung dan tersesat

Ia mengulang segalanya
Mencoba segalanya
Belajar melepas rasa
Melepas identitas
Melepas dirinya

Ketika ia melepas dirinya, menghapus sejarahnya, ia mati
Terlahir kembali
Abu
Selamat tinggal hitam dan putih
Seekor makhluk tanpa rasa dan harap
Menyatukan dirinya dengan roda yang telah terbentuk
Persetan dengan kebenaran
Persetan dengan moral

Lepas dan hidup
Bernapas
Entah untuk apa
Entah untuk siapa
Entah mengapa
Entah sampai kapan

Comments

Popular posts from this blog

Rekam Jejak Ganja Sintetis

Mendengar dan mendapat informasi dari beberapa pengguna, seperti R dan T tentang penggunaan ganja sintetis. Mereka mengatakan bagaimana mendapatkan “barang” (ganja sintetis) itu dan keduanya mengakui betapa mudah mendapatkannya. Dari sana, kami menelusuri sebenarnya bagaimana awal mula atau rekam jejak mengenai ganja sintetis ini. Sebagai aktivis yang bergerak untuk melegalkan ganja, Dhira Narayana dari Lingkar Ganja Nusantara (LGN), mengaku pernah mendapatkan ganja sintetis ini sekitar tahun 2012 yang ia dapatkan dari temannya. Ia pun mengaku tertipu karena ternyata efek yang dihasilkan berbeda dari yang alami. Baginya ganja sintetis itu lebih berbahaya. “Ya, pertama kali make ketipu di tahun 2012 dibawa sama temen dibilangnya ganja. Ketika saya pakai awalnya gelap. Rasanya seperti melihat langit tapi kayak cahaya-cahaya. Saya jadi parno, mau balik ke dunia biasa gak bisa dan saya ketakutan. Cuma 5-10 menit dan hilang. Saya gak mau make lagi, yang pasti itu berbahaya karena k...

Gangguan Kesehatan Akibat Synthetic Cannabinoid

Berdasarkan data yang dipublikasi oleh Centers for Disease Control and Prevention pada tahun 2015, berbagai gangguan kesehatan atau efek samping yang terjadi akibat menggunakan Synthtetic Cannabinoid (SC) adalah agitasi (35.3%), kelelahan (26.3%), muntah (16.4%), kebingungan (4.2%). Efek lainnya adalah kejang, hingga bisa sampai pada tahap kematian, terutama pada pengguna yang tingkat adiksinya tinggi. Arifah Nur Istiqamah, Kepala Prodi di Jurusan Psikiatri, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran sekaligus Psikiatri Umum dan Adiksi di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, menjelaskan bahwa pada SC juga bisa terjadi adiksi yang berlebih. “Adiksi yang berlebih ini disebabkan karena semakin ketagihan maka kebutuhan akan itu (SC) semakin meningkat. Apabila sampai tahap itu akan sulit disembuhkan. Akan semakin sulit apabila penggunanya adalah pada usia-usia muda.” Jelas Istiqamah. Hari Nugroho, bagian rehabilitasi di Badan Narkotika Nasional (BNN), juga memaparkan bah...

Danau Buatan

Kuselalu membayangkannya sebagai lautan. Namun, ia tak ubahnya hanyalah sebuah danau buatan. Seketika, danau tersebut menarikku ke memori 14 tahun yang lalu. Kala itu, aku masih mengenakan seragam putih-abu, duduk di batu yang sama, dengan kekasih yang berbeda. Dalam percakapan itu, aku berkisah tentang ketakutanku memasuki dunia kuliah, ketakutanku akan sebuah perubahan, ketakutanku menjadi dewasa. Aku menangis terisak-isak. Ia merangkul dan menenangkanku. Tak lama, ada seorang anak berjualan tisu. Kami pun serentak tertawa. “Kayaknya kamu sangat butuh ini,” ujarnya. Ia menyeka air mataku dengan tisu kering yang baru dibelinya dari bocah seharga Rp 5.000. Ia memelukku, seketika tangisku pun berubah menjadi tawa. Mengingat segalanya kembali, dalam ruang yang sama, dengan waktu yang berbeda, membuatku menyadari seberapa lugunya kisahku dan ia di masa lalu, seberapa membahagiakannya. Mengingatnya kembali, membuatku rindu pada momen itu. Aku tak mungkin rindu pada lelaki itu,...