Skip to main content

Diskusi Film Festival: Make Your Own Idea

Pada 8 Desember 2015, Cinematography Club, Fakultas Ilmu Komunikasi, Universitas Padjadjaran (Unpad) mengadakan Diskusi Film Festival (DFF) di Bale Santika, Unpad, Jatinangor. DFF kali ini mengangkat tema Make Your Own Idea dengan Anggun Priambodo yang merupakan Sutradara Pendatang Baru Terbaik Anugerah Film Indonesia 2014 sebagai pembicara. Acara ini memutarkan beberapa film festival yang cukup menarik, yakni Tokek (2010) dan Di mana Saya? (2008) yang merupakan karya Anggun Priambodo, Sendiri Diana Sendiri karya Kamila Andini, Kisak Cinta yang Asu karya Yosep Anggi Noen, serta The Fox Exploits The Tiger's Might karya Lucky Kuswandi.


Sendiri Diana Sendiri merupakan film pendek produksi BABIBUTA yang mengangkat isu soal poligami. Diana, yang diperankan oleh Raihaanun, digambarkan sebagai ibu rumah tangga yang hidup mengurus suami dan anaknya selama 24/7. Diana menjadi simbol idealnya seorang ibu rumah tangga pada kacamata kebanyakan masyarakat di Indonesia, yakni sabar, ikhlas, menuruti kata suami. Ia merupakan ibu dari satu anak yang kesehariannya mengurus, mencuci baju, menemani anaknya hingga tidur, serta memasak untuk keluarga kecilnya. Melalui ceritanya, terlihat pula bagaimana Diana merupakan sosok yang mandiri sebelum menikah dan berkeluarga. 

Suatu hari, suaminya pulang serta menunjukkan dan membicarakan sesuatu. Ia mengatakan bahwa ia akan menikahi seorang wanita lain. Wanita tersebut merupakan teman Sekolah Menengah Pertama-nya (SMP) yang ia temui kembali di pengajian. Diana pada awalnya diam, dan tidak langsung menunjukkan reaksi penolakan atau kekesalan. Langkah yang dapat dilakukan Diana pun tidak besar. Diana membicarakan hal ini ke mertuanya yang juga tidak menyetujuinya. Ketika Diana membicarakan keinginan poligami suaminya ke ibunya, dan mengatakan bahwa ia lebih baik bercerai, ibu Diana justru menasehati, serta mengatakan bahwa tugas istri adalah menuruti keinginan suami, dan ketika suami berbelok ke jalan yang salah seharusnya istri juga menemani, karena bukanlah tugas seorang istri untuk menghukum atau memberi pelajaran kepada suami. 

Film pendek yang merupakan Official Selection Toronto Internasional Film Festival 2015 menampilkan bagaimana kejolak psikologi yang dialami Diana ketika mengetahui suaminya sudah menikah, serta kebimbangan Diana menentukan pilihan, karena jika ia memilih bercerai, maka ia dinanti masalah baru dalam kehidupan sosialnya, yakni guncingan, maupun pandangan orang lain, bahkan keluarga dan ibunya sendiri, tentang pilihannya.


Kisah Cinta yang Asu merupakan salah satu kisah cinta segitiga yang cukup unik, antara Erik King yang merupakan anggota geng motor, Martha si pelacur kelas atas, dan Ning pelacur jalanan sekaligus pencatat skor di klub billiard. Film ini memerhatikan bagaimana Ning dan Martha berbagi atas Erik, dan mereka tidak bertengkar, bahkan terlihat akrab satu sama lain dalam beberapa adegan. Kisah Cinta yang Asu juga lebih banyak menggambarkan pekerjaan Ning dan Martha, dan tidak terlalu fokus pada Erik. Erik digambarkan selalu sibuk dengan motornya, sementara kedua gadisnya banting tulang melalui pekerjaan mereka sebagai pelacur untuk bertahan hidup. Ning yang seringkali diperlakukan tidak senonoh dengan orang-orang yang bermain billiard, atau Martha yang seringkali mendapat permintaan aneh-aneh dari pelanggannya, seperti menggunakan kostum seragam SMA, pramugari, dan sebagainya. Karakter Ning dan Martha cukup mandiri dan kuat,

Erik tidak diperlihatkan memiliki tempat tinggal, ia numpang di tempat pacarnya. Keberadaan Ning dan Martha menguntungkan Erik secara material. Namun, sosok maskulin dan dominan dari Erik tetap menguasai pacarnya. Hal ini terlihat dari beberapa adegan, seperti  kostum tarzan Martha yang digunakan Erik untuk mencuci motornya. Sejak awal, Ning dan Martha bukanlah orang yang bergantung kepada orang lain, terlebih Erik. Kedua perempuan ini justru digambarkan memiliki mental kuat, dan cara-cara tertentu untuk mengelabui lelaki, seperti pada salah satu adegan digambarkan bagaimana Ning mampu memuaskan salah satu pelanggannya tanpa tubuhnya disentuh oleh lelaki tersebut, dan tetap mendapat bayaran penuh.

Film yang juga merupakan Official Selection Toronto Internasional Film Festival 2015 ini mengangkat pandangan mengenai bagaimana seorang pria dengan maskulinitas dan posisi dominannya justru bergantung pada wanita, serta bagaimana wanita mampu berdiri secara mandiri ketika dijajah oleh sisi dominan dari lelaki tersebut.

Trailer Kisah Cinta yang Asu


The Fox Exploits The Tiger's Might bercerita tentang Aseng yang berasal dari keluarga Tionghoa, tinggal bersama ibu dan neneknya. Keluarganya hidup dari warung kecil di rumahnya yang juga menjual minuman keras seludupan. Aseng tinggal tak jauh dari tempat tentara pada Orde Baru biasa latihan. Aseng juga sadar akan posisinya sebagai kaum minoritas yang seringkali memilih untuk diam, dan memerhatikan perlakuan kaum mayoritas terhadap dirinya. Ia berteman dengan David yang merupakan anak dari pejabat militer. Dalam pertemananya, sikap David seringkali mendominasi dan mengatur perilaku Aseng. Mereka berasal dari Sekolah Menengah Pertama (SMP) yang sama.

Ketika Aceng memasuki rumah David, terlihat sebuah patung harimau yang menggambarkan dominasi kekuasaan dan kekuatan yang disadari oleh oranng-orang. Kekuasaan dan kekuatan dalam film ini juga dikaitkan dengan dominasi secara seksual. Pada masa itu, untuk anak seumuran SMP, merupakan hal yang tabu atau sensitif untuk membicarakan, atau menggali sesuatu yang berkaitan dengan seksualitas. Kekuatan dan kekuasaan seksualitas ini digambarkan dengan tangan yang membentuk pistol yang juga tergambar di posternya. Keberadaan Aceng dan David juga didominasi oleh penggunaan seragam yang merupakan bentuk normalisasi dari lembaga (sekolah) yang tak pernah lepas dari campur-tangan pemerintah terkait apa yang diajarkan, terutama untuk membentuk pola pikir masyarakat muda tentang pemerintahan itu sendiri. Kegiatan seksual merupakan salah satu letupan dari apa yang seharusnya tidak dilakukan, atau dianggap tabu bagi masyarakat. Film ini juga mampu menggambarkan bagaimana si "rubah" atau Aseng, mampu memutar balik posisi siapa yang menjadi bos dan berkuasa dengan menggunakan pistol yang ditodongkan ke David di mana biasanya David yang menodongkan pistol ke Aseng melalui perlakuan terhadapnya.

Film yang merupakan Film Pendek Terbaik FFI 2015, Cannes film Festival 2015, dan Toronto Internasional Film Festival 2015 menunjukkan relasi kekuasaan dan kekuatan secara politik dan seksualitas, serta kekuatan sebuah kekuasaan yang menindas minoritas mampu ditundukkan melalui cara halus, dan dari belakang. Pada akhirnya, penindasan mampu menghadirkan perlawanan melalui dendam yang tertahan dalam diam, dan meletup pada waktu yang tak tertuga.

Trailer The Fox Exploits The Tiger's Might

Comments

Popular posts from this blog

Rekonstruksi Realitas Dalam The Truman Show

     The Truman Show merupakan film yang mencerikatan tentang bagaimana seorang lelaki, Truman Burbank (Jim Carrey), yang sebenarnya lahir, dan tumbuh dalam pertunjukan televisi. Pada akhir filmnya, Truman berusaha untuk mengetahui batas “panggung” pertunjukannnya, dan keluar dari pertunjukan televisi tersebut. Pengambilan sudut pandang kamera dalam film ini juga menggunakan sudut pandang kamera tersembunyi. Sepanjang film juga ditayangkan iklan (beer, coklat) untuk memperjelas posisinya sebagai pertunjukan televisi komersial.   The Truman Show secara tersirat juga menggambarkan bagaimana realitas yang ada di sekeliling kita, sejak kita lahir hingga tumbuh dewasa, merupakan hasil konstruksi yang dibuat oleh orang-orang di sekitar kita. Kita memercayai sesuatu ketika banyak orang yang juga percaya akan hal itu. Seperti yang dikatakan Christof, “we accept the reality of the world with whick we’re presented. It’s as simple as that” [ Scene ketika Cristof menjelaskan Mika, mengapa Truman...

Komentar terhadap Paradigma Naratif

Rangkuman Paradigma naratif merupakan salah satu teori yang ditemukan oleh Walter Fisher di mana manusia dipercaya sebagai makhluk pencerita, dan pertimbangan akan nilai, emosi, dan estetika menjadi dasar keyakinan dan perilaku kita. Manusia cenderung lebih mudah terbujuk oleh cerita yang bagus daripada argumen yang bagus. Menceritakan kisah juga merupakan esensi dari sifat dasar manusia. Lahirnya paradigma naratif menyebabkan pergeseran paradigma, di mana sebelumnya masyarakat secara umum lebih sering menggunakan paradigma rasional. Keduanya seringkali dijadikan pembanding dan untuk membedakan, di mana paradigma rasional seringkali dimaknai dengan logos sebagai logika, dan paradigma naratif dengan mitos sebagai kisah dan emosi. Paradigma naratif memberikan sebuah alternatif dari paradigma dunia rasional tanpa menegasi rasionalitas tradisional. Fisher juga menegaskan bahwa cerita, atau mitos, terkandung di dalam semua usaha komunikasi manusia (bahkan yang melibatkan logika) kare...

Shattered Glass dan Jurnalistik

  Film Shattered Glass (2003) yang disutradai Billy Ray ini menceritakan tentang seorang jurnalis muda bernama Stephen Glass (Hayden Christensen) yang bekerja di New Republic. Harian New Republic ini lebih cenderung ke arah politik, dan menjadi media acuan para petinggi politik dan pihak kepresidenan. Film ini memberikan perspektif bagaimana cerita di ruang editorial koran ini sendiri. Ketegangan ini bermula ketika pihak hotel menelpon pihak koran mengenai detail dalam berita tulisan Stephen yang dinilai salah. Micheal, selaku editor dalam struktur redaksi tersebut, memanggil Stephen untuk memastikan tulisannya. Stephen akhirnya mengaku, dia tidak memverifikasi data tersebut kembali, melainkan hanya menyimpulkan apa yang dia lihat dan menjadikannya sebagai fakta untuk bahan berita. Micheal tidak memecat Stephen atas apa yang ia lakukan. Micheal memang dikenal dalam lingkup redaksi tersebut sebagai sosok editor yang selalu melindungi pegawainya atas karya-karya mereka, dan bertanggu...