Skip to main content

Pembentukan Pola Pikir dalam 1984 dan Brave New World (Analisis dengan Teori Politik Ekonomi Komunikasi)

1984 merupakan novel karya Goerge Orwell yang pertama kali diterbitkan pada 1949. Novel ini merupakan distopia, yakni gambaran tentang masa depan yang buruk. Dalam novel ini, negara bernama Oceania memiliki empat kementrian yang mengatur sistem kehidupan rakyat, yakni Kementrian Kebenaran yang menangani berita, hiburan pendidikan, dan seni, Kementrian Perdamaian yang menangani perang, Kementrian Cinta Kasih yang bertanggung jawab dalam hukum dan ketertiban, serta Kementrian Tumpah Ruah yang mengurus ekonomi. Keempat kementrian tersebut disingkat dalam bahasa Newspeak menjadi Minitrue, Minipax, Miniluv, dan Miniplenty. Newspeak sendiri merupakan bahasa pengganti dari Oldspeak yang dipakai dalam Oceania.

“Big Brother is Watching You.” -1984

Oceania dikuasai dan dipimpin oleh Big Brother. Big Brother selalu hadir di sekitar rakyat dan media-media di sekitarnya. Dalam memertahankan rezimnya, ia melakukan segala cara, mulai dari melahirkan Newspeak, hingga menghadirkan teleskrin yang bekerja untuk memantau pergerakan dan pikiran rakyatnya. Teleskrin yang diletakan di berbagai tempat, mulai tempat umum, hingga kamar setiap orang, bekerja sebagai alat penyebar propaganda Big Brother, sekaligus polisi pikiran.

Brave New World juga merupakan novel distopia karya Aldous Huxley yang pertama kali dipublikasikan pada1932. Huxley juga merupakan guru dari Orwell. Dalam Brave New World, dunia tidak lagi mengenal individu, melainkan sistem. Setiap orang merupakan bagian dari sistem. Tidak ada lagi ikatan, keluarga, kepemilikan, dan sebagainya. Sistem ini memiliki lima kasta, yakni alfa, beta, gamma, delta, dan epsilon.  Setiap kasta memiliki tanggung jawab dan gaya hidup yang berbeda-beda, mulai dari alda yang merupakan kasta teratas, dan mampu menjadi pemimpin, hingga epsilon yang merupakan kasta terbawah dan hanya menjadi buruh. Setiap orang diproduksi melalui laboratorium oleh penguasa dan didoktrin sejak kecil untuk mencintai dan bahagia atas kastanya masing-masing. Setiap kastanya juga didoktrin untuk bekerja sesuai dengan kastanya sejak kecil. After Ford (AF) merupakan pengontrol sekaligus penguasa.

Dalam kedua kisah ini, hadir tokoh utama yang merupakan anomali dan sadar akan kejanggalan yang ada di sekitarnya. Dalam 1984 hadir Winston Smith yang merupakan salah satu pekerja di Minitrue. Smith hatuh cinta kepada Julia yang mengarahkan mereka untuk mencari kebebasan. Dalam Brave New World, Bernard merupakan anomali tersebut. Ia terlahir sebagai Alfa Plus yang mengawali ceritanya ketika bertemu dengan Linda dan John.

“Nothing was your own except the few cubic centimetres inside your skull.” -1984

Dalam kedua novel ini, pengontrol dan penguasa mempertahankan sistemnya dengan kekuasaan yang otoriter dan totaliter. Perbedaannya, dalm 1984 pemerintah menekan masyarakat melalui ketakutan akan pemerintah, sedangkan dalam Brave New World, masyarakat justru didoktrin dan dikekang melalui rasa hormat kepada pemerintah dan kebahagiaan yang ditumbuhkan dalam kehidupan rakyatnya.

Kedua novel ini menggunakan propaganda sebagai alat untuk memertahankan pemerintahan. “WAR IS PEACE. FREEDOM IS SLAVERY. IGNORANCE IS STRENGH.” merupakan salah satu kalimat dan propaganda yang hadir dalam novel 1984. Tulisan atau pernyataan tersebut hadir di mana-mana. Penguasa menggunakan kekuatan media massa untuk memanipulasi pandangan rakyat, sejarah, dan kebenaran. Dalam Brave New World, propaganda terus dihadirkan dalam bentuk lagu-lagu kebahagiaan, dan simbol-simbol pembeda antar-kasta. Pemikiran rakyat dikonstruksi oleh pemerintah. Selain itu, terdapat hypnopedia, yakni cara pemberian nilai di mana rakyat dalam keadaan tertidur mendengarkan pemahaman-pemahaman yang diberikan oleh penguasa untuk membentuk pola pikir dan pemahamannya.

Kedua novel ini menggambarkan bagaimana kekuatan ekonomi politik komunikasi bekerja. Ekonomi politik sendiri didefinisikan oleh Vincent Mosco (1995: 2) sebagai kajian relasi sosial, terutama relasi kuasa, yang mengkonstitusi produksi, distribusi, dan konsumsi sumber daya secara mutual. Ekonomi politik komunikasi sendiri melihat pada bagaimana sebuah kekuasaan dioperasikan hingga memengaruhi pesan yang disampaikan oleh media dan bagaimana perilaku konsumen memengaruhi konten dalam media massa.

Louis Althusser mengembangkan teori Karl Marx dalam teori ekonomi politik ini. Menurutnya, kelas yang berkuasa menggunakan dua cara untuk mendominasi kelas yang dikuasai, yakni repressive state apparatus dan ideological state appatarus. Repressive state apparatus biasanya hadir dalam bentuk represi, seperti adanya polisi, militer, dan sebagainya. Ideological state appatarus hadir dalam bentuk nilai dan ide yang disebarkan melalui berbagai media pembelajaran sosial, yakni keluarga, agama, budaya, sekolah, dan media massa. Ide dan nilai ini disebarkan secara massal dan diserap oleh kelas yang mendominasi. Pesan-pesan yang disampaikannya membentuk pemikiran yang seragam dan membuat masyarakat tidak memberontak. Dalam 1984, terlihat bagaimana nilai-nilai yang ditanamkan melalui propaganda sehingga rakyat merasa puas dengan apa yang mereka miliki, serta tidak terlintas dalam pemikiran mereka untuk memberontak melawan pemerintahan. Mereka ditanamkan ideologi dan nilai-nilai tersebut melalui media massa yang dikendalikan oleh Big Brother. Dalam Brave New World, penanaman ideologi ini dilakukan melalui hypnopedia yang telah didapatkan rakyat sejak mereka kecil. Mereka yang didominasi tidak memberontak, tapi merasa nyaman dan puas dengan status quo.

“Until they become conscious they will never rebel, and until after they have rebelled they cannot become conscious” -1984

Bentuk ideological state appatarus juga hadir melalui budaya, yakni bahasa. Dalam kedua novel ini, bahasa diatur oleh pemerintah. Benjamin Lee Whorf, seorang ahli linguistik, berpendapat bahwa ada ikatan bagaimana cara manusia berpikir dan bahasa yang digunakannya. Bahasa yang berbeda memberikan konsep dari realitas yang juga berbeda. Ketika bahasa dalam kedua novel ini dipangkas dan semakin disederhanakan, pikiran semakin sulit untuk berpikir dan berkomunikasi. Kamus Newspeak dengan jelas mereduksi kata-kata dan makna dalam bahasa dengan tujuan mematikan pengetahuan, serta narasi dari sejarah karena sejarah masih menggunakan Oldspeak, sedangkan masa baru sudah tidak menggunakan Oldspeak. Newspeak menjadi alat represi informasi yang digunakan oleh Big Brother.

"It's a beautiful thing, the Destruction of words. Of course the great wastage is in the verbs and adjectives, but there are hundreds of nouns that can be got rid of as well. It isn't only the synonyms; there are also the antonyms. After all, what justification is there for a word, which is simply the opposite of some other word? A word contains its opposite in itself. Take ‘good,’ for instance. If you have a word like ‘good,’ what need is there for a word like ‘bad’? ‘Ungood’ will do just as well – better, because it's an exact opposite, which the other is not. Or again, if you want a stronger version of ‘good,’ what sense is there in having a whole string of vague useless words like ‘excellent’ and ‘splendid’ and all the rest of them? ‘Plusgood’ covers the meaning or ‘doubleplusgood’ if you want something stronger still. Of course we use those forms already, but in the final version of Newspeak there'll be nothing else. In the end the whole notion of goodness and badness will be covered by only six words – in reality, only one word. Don't you see the beauty of that, Winston? It was B.B.'s idea originally, of course," he added as an afterthought.” -1984

Dalam buku Cendikiawan dan Kekuasaan dalam Negara Orde Baru karya Daniel Dhakidae dijelaskan bahwa bahasa dapat digunakan sebagai alat kekuasaan dengan menerapkan tiga prinsip yaitu, akronim, eufimisme, dan disfemisme. Dalam kedua novel distopia ini, cara-cara ini pun kerap dilakukan. Dana Brave New World terdapat kata-kata yang dipandang tabu untuk diucapkan, seperti “ayah”, “ibu”, “orang tua”, “pernikahan”, dan sebagainya. Makna dari kata-kata tersebut bergeser menjadi sesuatu yang tabu. Pemangkasan dan penyederhanaan kata-kata pun kerap dilakukan dalam kedua novel ini. Newspeak juga turur membatasi penggunaan kata dalam kalimat. Doublethink juga merupakan salah satu cara pemerintah dalam 1984 untuk turut membatasi dan mengkonstruksi makna dari kata yang ada.

“Kau tahu apa bahasa Polandia itu, bukan?”
“Bahasa yang sudah mati.”
-Brave New World




Daftar Pustaka:
Dhakidae, Daniel. 2003. Cendikiawan dan Kekuasaan Dalam Negara Orde Baru. Jakarta: Gramedia Pustaka Utama.
Huxley, Aldous. 2015. Brave New World. Yogyakarta: Penerbit Bentang.
Mosco, Vincent. 2008. “Current Trends in the Political Economy of Communication” dalam Global Media Journal—Canadian Edition, Vol. 1(1), hlm. 45-63.
Mosco, Vincent. 2009. The Political Economy of Communication. London: Sage Publication.
Orwell, Goerge. 1997. 1984. United States of America: Signet Classic.
http://www.berkes.ca/archive/berkes_1984_language.html diakses pada 22 Desember 2016 pukul 05.21

Comments

Popular posts from this blog

Danau Buatan

Kuselalu membayangkannya sebagai lautan. Namun, ia tak ubahnya hanyalah sebuah danau buatan. Seketika, danau tersebut menarikku ke memori 14 tahun yang lalu. Kala itu, aku masih mengenakan seragam putih-abu, duduk di batu yang sama, dengan kekasih yang berbeda. Dalam percakapan itu, aku berkisah tentang ketakutanku memasuki dunia kuliah, ketakutanku akan sebuah perubahan, ketakutanku menjadi dewasa. Aku menangis terisak-isak. Ia merangkul dan menenangkanku. Tak lama, ada seorang anak berjualan tisu. Kami pun serentak tertawa. “Kayaknya kamu sangat butuh ini,” ujarnya. Ia menyeka air mataku dengan tisu kering yang baru dibelinya dari bocah seharga Rp 5.000. Ia memelukku, seketika tangisku pun berubah menjadi tawa. Mengingat segalanya kembali, dalam ruang yang sama, dengan waktu yang berbeda, membuatku menyadari seberapa lugunya kisahku dan ia di masa lalu, seberapa membahagiakannya. Mengingatnya kembali, membuatku rindu pada momen itu. Aku tak mungkin rindu pada lelaki itu,...

Rekonstruksi Realitas Dalam The Truman Show

     The Truman Show merupakan film yang mencerikatan tentang bagaimana seorang lelaki, Truman Burbank (Jim Carrey), yang sebenarnya lahir, dan tumbuh dalam pertunjukan televisi. Pada akhir filmnya, Truman berusaha untuk mengetahui batas “panggung” pertunjukannnya, dan keluar dari pertunjukan televisi tersebut. Pengambilan sudut pandang kamera dalam film ini juga menggunakan sudut pandang kamera tersembunyi. Sepanjang film juga ditayangkan iklan (beer, coklat) untuk memperjelas posisinya sebagai pertunjukan televisi komersial.   The Truman Show secara tersirat juga menggambarkan bagaimana realitas yang ada di sekeliling kita, sejak kita lahir hingga tumbuh dewasa, merupakan hasil konstruksi yang dibuat oleh orang-orang di sekitar kita. Kita memercayai sesuatu ketika banyak orang yang juga percaya akan hal itu. Seperti yang dikatakan Christof, “we accept the reality of the world with whick we’re presented. It’s as simple as that” [ Scene ketika Cristof menjelaskan Mika, mengapa Truman...

Rekam Jejak Ganja Sintetis

Mendengar dan mendapat informasi dari beberapa pengguna, seperti R dan T tentang penggunaan ganja sintetis. Mereka mengatakan bagaimana mendapatkan “barang” (ganja sintetis) itu dan keduanya mengakui betapa mudah mendapatkannya. Dari sana, kami menelusuri sebenarnya bagaimana awal mula atau rekam jejak mengenai ganja sintetis ini. Sebagai aktivis yang bergerak untuk melegalkan ganja, Dhira Narayana dari Lingkar Ganja Nusantara (LGN), mengaku pernah mendapatkan ganja sintetis ini sekitar tahun 2012 yang ia dapatkan dari temannya. Ia pun mengaku tertipu karena ternyata efek yang dihasilkan berbeda dari yang alami. Baginya ganja sintetis itu lebih berbahaya. “Ya, pertama kali make ketipu di tahun 2012 dibawa sama temen dibilangnya ganja. Ketika saya pakai awalnya gelap. Rasanya seperti melihat langit tapi kayak cahaya-cahaya. Saya jadi parno, mau balik ke dunia biasa gak bisa dan saya ketakutan. Cuma 5-10 menit dan hilang. Saya gak mau make lagi, yang pasti itu berbahaya karena k...