Terik matahari menyengat kepala
Kini ia duduk memerhatikan orang-orang
Mendengarkan percakapan yang terjadi di sekitarnya
Suara-suara semakin lama semakin pudar
Takada lagi alasan untuk memabukkan diri
Pun takada lagi alasan untuk memertahankan diri dalam kesadaran
Orang-orang silih berganti di sekelilingnya
Ia masih duduk di sana
Tak lagi memerhatikan percakapan
Namun masih memertahankan kesadaran
Ia menunggu turunnya hujan
Agar setidaknya ada yang bisa ia lakukan
Setidaknya ia bisa menghitung rintik hujan
Cuaca terlalu terik bagi awan untuk menurunkan hujan
Takada hujan yang menemani
Ia masih duduk di sana
Tak melakukan apa-apa
Tak ingin lelap, tapi terjaga pun sulit
Pun sebenarnya keduanya tak pernah ada artinya
Sehingga ia memilih untuk tetap duduk di sana
Tanpa melakukan apa pun
Berendam dalam pikirannya
Namun takada yang ditemuinya di sana
Hampa
Semakin lama semakin sesak dipukuli oleh kekosongan
Takada alasan untuk beranjak, pun takada alasan untuk bertahan
Takada alasan untuk apapun
Selain duduk dalam kesadarannya
Abu. Biru. Merah. Hijau. Kuning.
Berbagai warna berkeliaran di sekitarnya
Tanpa warna, ia tetap duduk di sana
Menyadari dirinya yang tak berwarna di sekitar kilauan berwarna-warni di sekitarnya
Sedih. Bahagia. Bingung.
Berbagai ekspresi hidup di sekitarnya
Ia duduk di sana
Menyadari takada rasa yang tersisa dalam dirinya
Hidup. Mati.
Ia tak hidup, pun tak mati
Hanya berhenti
Duduk di sana
Tak melakukan apa-apa
Tak pernah melakukan apa-apa
Tampaknya pun tak akan pernah melakukan apa-apa
Kini ia duduk memerhatikan orang-orang
Mendengarkan percakapan yang terjadi di sekitarnya
Suara-suara semakin lama semakin pudar
Takada lagi alasan untuk memabukkan diri
Pun takada lagi alasan untuk memertahankan diri dalam kesadaran
Orang-orang silih berganti di sekelilingnya
Ia masih duduk di sana
Tak lagi memerhatikan percakapan
Namun masih memertahankan kesadaran
Ia menunggu turunnya hujan
Agar setidaknya ada yang bisa ia lakukan
Setidaknya ia bisa menghitung rintik hujan
Cuaca terlalu terik bagi awan untuk menurunkan hujan
Takada hujan yang menemani
Ia masih duduk di sana
Tak melakukan apa-apa
Tak ingin lelap, tapi terjaga pun sulit
Pun sebenarnya keduanya tak pernah ada artinya
Sehingga ia memilih untuk tetap duduk di sana
Tanpa melakukan apa pun
Berendam dalam pikirannya
Namun takada yang ditemuinya di sana
Hampa
Semakin lama semakin sesak dipukuli oleh kekosongan
Takada alasan untuk beranjak, pun takada alasan untuk bertahan
Takada alasan untuk apapun
Selain duduk dalam kesadarannya
Abu. Biru. Merah. Hijau. Kuning.
Berbagai warna berkeliaran di sekitarnya
Tanpa warna, ia tetap duduk di sana
Menyadari dirinya yang tak berwarna di sekitar kilauan berwarna-warni di sekitarnya
Sedih. Bahagia. Bingung.
Berbagai ekspresi hidup di sekitarnya
Ia duduk di sana
Menyadari takada rasa yang tersisa dalam dirinya
Hidup. Mati.
Ia tak hidup, pun tak mati
Hanya berhenti
Duduk di sana
Tak melakukan apa-apa
Tak pernah melakukan apa-apa
Tampaknya pun tak akan pernah melakukan apa-apa
Comments
Post a Comment