Skip to main content

Review: Norwegian Wood

Author: Haruki Murakami
Original Title: Noruwei no Mori
Country: Japan
Language: Japanese
Translator: Alfred Binbaum
Publication Date: 1987
Published in English: 2000
Publisher: Kodansha
ISBN: ISBN 0-375-70402-7 (US edition)
           ISBN 0-09-944882-3 (UK edition)
           ISBN 4-06-203516-2 (JP edition)
 
Is that the title of The Beatles's song? Yep! but I'm not going to talk about it. Im talking about one of my favorite novel from Haruki Murakami. It's a story about a young, quite, and serious college student in Tokyo named Toru Watanabe who just loses his bestfriend Kizuki who took his own life when he was 17. Since Kizuki's death, Toru becomes close to Naoki, Kazuki's girlfriend whose emotionaly unstabil, because her big sister also suicided at 17, and Kazuki is not only becomes a boyfriend to her, he also a bestfriend to her. Kizuki and Naoko had been date since they are kids. They are so close, Kizuki is an active person, but it is always awkward to Naoko and Toru. Now, each Sundays morning, Toru and Naoko walk together since, but barely talk together. They become closer in a weird ways. Things get complicated at Naoko's 20 birthday night. They talk about how they really feel, and they finally having sex. At that time, Toru realizes that she is a virgin. At the morning Naoko's gone, she leaves him a letter, it said that she needs a time, also she is quitting college to go to a sanatorium.
While Toru worries about Naoko, come a new character. Her name is Midori Kobayashi, a tall beautiful girl with a short hair. She is an attractive and outgoing person, she also his classmate. Midori shares a lot of her complicated life story to Toru. She and her big sister run a small bookstore, but then her big sister getting married and Midori live by herself. But she already had a boyfriend.
Toru who really loves The Great Gatsby novel, become more confuse. And the story also become more complex.
This novel about love that end up tragic, hopeless, and about loss. The novel set in the late 1960s in Tokyo.
 
Quotes from Norwegian Wood:
"Only the Dead stay seventeen forever
"If you only read the book that everyone else is reading, you can only think what everyone else is thinking"
"I don't care what you do to me, but I don't want you to hurt me. I've had enough hurt already in my life"
"The dead will always be dead, but we have to go on living"
 

Comments

Popular posts from this blog

Rekonstruksi Realitas Dalam The Truman Show

     The Truman Show merupakan film yang mencerikatan tentang bagaimana seorang lelaki, Truman Burbank (Jim Carrey), yang sebenarnya lahir, dan tumbuh dalam pertunjukan televisi. Pada akhir filmnya, Truman berusaha untuk mengetahui batas “panggung” pertunjukannnya, dan keluar dari pertunjukan televisi tersebut. Pengambilan sudut pandang kamera dalam film ini juga menggunakan sudut pandang kamera tersembunyi. Sepanjang film juga ditayangkan iklan (beer, coklat) untuk memperjelas posisinya sebagai pertunjukan televisi komersial.   The Truman Show secara tersirat juga menggambarkan bagaimana realitas yang ada di sekeliling kita, sejak kita lahir hingga tumbuh dewasa, merupakan hasil konstruksi yang dibuat oleh orang-orang di sekitar kita. Kita memercayai sesuatu ketika banyak orang yang juga percaya akan hal itu. Seperti yang dikatakan Christof, “we accept the reality of the world with whick we’re presented. It’s as simple as that” [ Scene ketika Cristof menjelaskan Mika, mengapa Truman...

Rekam Jejak Ganja Sintetis

Mendengar dan mendapat informasi dari beberapa pengguna, seperti R dan T tentang penggunaan ganja sintetis. Mereka mengatakan bagaimana mendapatkan “barang” (ganja sintetis) itu dan keduanya mengakui betapa mudah mendapatkannya. Dari sana, kami menelusuri sebenarnya bagaimana awal mula atau rekam jejak mengenai ganja sintetis ini. Sebagai aktivis yang bergerak untuk melegalkan ganja, Dhira Narayana dari Lingkar Ganja Nusantara (LGN), mengaku pernah mendapatkan ganja sintetis ini sekitar tahun 2012 yang ia dapatkan dari temannya. Ia pun mengaku tertipu karena ternyata efek yang dihasilkan berbeda dari yang alami. Baginya ganja sintetis itu lebih berbahaya. “Ya, pertama kali make ketipu di tahun 2012 dibawa sama temen dibilangnya ganja. Ketika saya pakai awalnya gelap. Rasanya seperti melihat langit tapi kayak cahaya-cahaya. Saya jadi parno, mau balik ke dunia biasa gak bisa dan saya ketakutan. Cuma 5-10 menit dan hilang. Saya gak mau make lagi, yang pasti itu berbahaya karena k...

Perbedaan dari yang Serupa

Penamaan ganja sintetis ternyata dianggap kurang tepat bagi beberapa orang. Kami berhasil mewawancarai beberapa orang untuk mencari tahu apa saja perbedaan dari yang “katanya” ganja sintetis atau tepatnya sintetik cannabinoid (SC) dan ganja alami. Hasil yang kami gali berkaitan dengan penamaan, efek yang dirasakan, hingga pada dampaknya. Mereka menyadari perbedaan tersebut biasanya setelah pernah memakai keduanya. RF, salah satu pengguna aktif dari SC mengaku awalnya ia diberi yang ganja alami. Ia merasakan efek yang berbeda ketika menggunakan ganja alami dan SC. “Awalnya nyobain sekali dan gak langsung dikasih ganja sintesis tapi dikasih ganja asli terus gua senang karena efeknya enak. Dari situ gak mau lagi dan itu cuma buat iseng-iseng aja. Abis itu gua make yang sintetis, pertamanya gak enak, terus kedua kali nyoba lagi di waktu yang berbeda dengan jeda waktu dua mingguan lah, awal make di bulan Maret. pas nyobain satu setengah ternyata emang bener enak dari situ besok besoknya...