Skip to main content

Beauty: Pain? Happy? Sacrifice?

Beautiful. One word with thousands of meaning.

When we heard “beauty”, we may directly think about the perfect curve body of Kim Kardashian, or the exotic blonde curly hair of Christina Aguilera, in the other hand, beauty could have a meaning of how we represent our we represent our personality and behavior to people. There are so many definition of beauty depends on each person perspective.

Beauty is pain, a sentence that familiar to all of us. Beauty have a strong bound with looks, starting from a sharp nose, healthy hair, blinky nails, sexy lips, smooth skin, perfect curve of body, and all this perfect little thing in our body creates the whole meaning of beauty. People never can denied their imperfection that lied on their body. But people can cover or change each little physical imperfection that they had. Make up that could improve the impression from our face, also could make the dramatic effect to face. Fashion and dresses could represent what image of beauty is really do we want people to see in us. Surgery also one thing that could descrease our imperfection and get us closer to the meaning of beauty. Many people spend their time and money to have a whole meaning of beauty.

Sacrifice. We need not only to sacrifice our money and time to get a whole meaning of beauty, but sometimes our own happiness also involves. Environment and lifestyle pushed us to always judge and skeptic each little thing that made us less beauty, eventough sometimes our own lifestyle that do that to us. Daily beauty routine is a single step to cover it, but in reality the more we being skeptic about our body, the less it becomes perfect, we will always meet our imperfection. Where does it stop? It never stop, in fact many people got obsessed with their looks and tried to change almost everything on their physical look to be beauty, they got addicted to it.

Try to watch this video:

Beauty & The Beast: The Ugly Face of Prejudice

The perspective about pain and sacrifice in beauty imaged on the lifestyle of 21 years old, Gary Thompson who obsessed with his looks on “The Ugly Face of Prejudice” video. But this perspective change over as we meet 47 years old Reggie Bibbs who had tumors that grows all over his body. Reggie always afraid to make people feel uncomfortable or scared as they see his face. At the end , he could conquer that feeling inside him, he did it by holding on his perspective of what is beauty.

“Be happy, nobody can me” said Reggie. Be happy, especially to your ownself by appreciate your physical looks, afterward shows your inner beauty. Remember, no body can be you, that you are a limited edition. Everybody are beautiful and exotic on their own way because each person have a unique thing that made them beauty . Physical changes doesn’t always makes us a better person, instead of sometimes it makes us never satisfied to our body. Change your perspective about yourself, then you will find the real meaning of beauty inside yourself, because beauty is you.

There are two music that had a lyrics about the meaning of beautiful that I love
Perfect-P!nk
Beautiful - Christina Aguilera

Comments

Popular posts from this blog

Rekonstruksi Realitas Dalam The Truman Show

     The Truman Show merupakan film yang mencerikatan tentang bagaimana seorang lelaki, Truman Burbank (Jim Carrey), yang sebenarnya lahir, dan tumbuh dalam pertunjukan televisi. Pada akhir filmnya, Truman berusaha untuk mengetahui batas “panggung” pertunjukannnya, dan keluar dari pertunjukan televisi tersebut. Pengambilan sudut pandang kamera dalam film ini juga menggunakan sudut pandang kamera tersembunyi. Sepanjang film juga ditayangkan iklan (beer, coklat) untuk memperjelas posisinya sebagai pertunjukan televisi komersial.   The Truman Show secara tersirat juga menggambarkan bagaimana realitas yang ada di sekeliling kita, sejak kita lahir hingga tumbuh dewasa, merupakan hasil konstruksi yang dibuat oleh orang-orang di sekitar kita. Kita memercayai sesuatu ketika banyak orang yang juga percaya akan hal itu. Seperti yang dikatakan Christof, “we accept the reality of the world with whick we’re presented. It’s as simple as that” [ Scene ketika Cristof menjelaskan Mika, mengapa Truman

Komentar terhadap Paradigma Naratif

Rangkuman Paradigma naratif merupakan salah satu teori yang ditemukan oleh Walter Fisher di mana manusia dipercaya sebagai makhluk pencerita, dan pertimbangan akan nilai, emosi, dan estetika menjadi dasar keyakinan dan perilaku kita. Manusia cenderung lebih mudah terbujuk oleh cerita yang bagus daripada argumen yang bagus. Menceritakan kisah juga merupakan esensi dari sifat dasar manusia. Lahirnya paradigma naratif menyebabkan pergeseran paradigma, di mana sebelumnya masyarakat secara umum lebih sering menggunakan paradigma rasional. Keduanya seringkali dijadikan pembanding dan untuk membedakan, di mana paradigma rasional seringkali dimaknai dengan logos sebagai logika, dan paradigma naratif dengan mitos sebagai kisah dan emosi. Paradigma naratif memberikan sebuah alternatif dari paradigma dunia rasional tanpa menegasi rasionalitas tradisional. Fisher juga menegaskan bahwa cerita, atau mitos, terkandung di dalam semua usaha komunikasi manusia (bahkan yang melibatkan logika) kare

Arranged: Menghidupkan Tradisi dalam Masyarakat Plural

Perbenturan budaya, dalam konteks positif ataupun negatif, dalam kota metropolitan menjadi hal yang biasa terjadi. Film Arranged yang ditulis oleh Stefan Schaefer menghadirkan fenomena ini dalam bentuk persahabatan antara Rochel Meshenberg, seorang Yahudi Ortodoks, dengan Nasira Khaldi, seorang Muslim keturunan Suria. Brooklyn, New York, menjadi latar belakang dari berlangsungnya hubungan mereka. Film independen asal Amerika yang diproduksi oleh Cicala Filmworks ini membuka narasi dengan menunjukan bagaimana Rochel dan Nasira yang bekerja sebagai guru baru di sebuah sekolah umum menghadirkan identitas yang berbeda dari guru-guru lainnya. Identitas Yahudi dan Islam yang dihadirkan sempat dijadikan sorotan oleh murid-murid dan kepala sekolah mereka. Persahabatan mereka pun diwarnai dengan bagaimana mereka bercerita tentang tradisi yang dimiliki masing-masing, hingga masalah perjodohan beserta dilemanya yang dimiliki keduanya. Rochel sebagai Yahudi Ortodoks harus menentukan pilihan atas