Skip to main content

Together in Loneliness


The first thing that we search each time we open our eyes in the morning is our cell phone. We are connected to the world through it, connected to our world. Our lives depend on it. It’s a little thing that have a huge psychological impact on us, including the way we construct our self-concept and make an interaction with others.

Social interaction is a dynamic relation between one and another human. Meaning, perception, even social structure created by social interaction. Social interaction happen when we two people meet and having a conversation, discussion, or fight and hit each other. The activity where there are an action and reaction between two people or more.

As the technology born, the way of social interaction change gradually. It divided into two ways. An interaction that happen in real life happen in real time and space with real people, and an interaction that happen through our gadget, technology, internet, an “illusion world”. Everything are different in illusion world. We interact in much different way. We make a new ways of social interaction and communication.

We found almost everyone are focus with their gadget in a public space. Two people sit side by side in a bus without even care how a stranger beside them looks like. A couple busy with their own cell phone in their candle light dinner. A family dinner where every family members are playing their cell phone. That all are a common things that we see each day. Gadget isn’t a lifestyle anymore, it’s a life, an oxygen, we live through it in each moment. We depend on it as we couldn’t breath without it.

We love playing gadget as it feels always accompany us as a friend, assistant, anything that you need. It makes you feel connected and accompanied. We can control what we say, we can present or create ourselves the way we want to be in “illusion world”. Our conversation become text. We think before we send or share. We edit. In real life, espesially in conversation, we can’t completely control what we say, and it takes place in a real time.



In one way we may feel connected and accompanied, but sadly in real space and time, we are alone. We stare at cell phone not eyes, touch the screen not skin, laugh at text not people. We spend so many times lives in chat, social media, internet, until we forget how to live and interact in real life. The connection makes us feel together without being together. Conversation become a hard thing to do.

Without social media, we may feel alone and left out from the world. Why? Because we made a perception that by keeping contant and connected with our “illusion” world took us away from loneliness. Even in fact we are alone. It made connected together in loneliness. It have a big impact on how we keep in touch with people. But don’t forget with our natural behavior, our native way of interaction. Go out, make a conversation with real people in real time and space. Learn how to talk instead how to text. Don’t let the technology fade out our natural interaction. Make the balance between our real life and “illusion” life.




Reference:
  Mulyana, Deddy. Pengantar Ilmu Komunikasi. Bandung: Remaja Rosdakarya, 2013.
  Setiadi, Elly M., and Usman Kolip. Pengantar Sosiologi. Jakarta: Prenada Media Goup, 2011.
https://www.psychologytoday.com/blog/in-flux/201410/the-importance-being-alone opened at April 22, 2015.

Comments

Popular posts from this blog

Rekonstruksi Realitas Dalam The Truman Show

     The Truman Show merupakan film yang mencerikatan tentang bagaimana seorang lelaki, Truman Burbank (Jim Carrey), yang sebenarnya lahir, dan tumbuh dalam pertunjukan televisi. Pada akhir filmnya, Truman berusaha untuk mengetahui batas “panggung” pertunjukannnya, dan keluar dari pertunjukan televisi tersebut. Pengambilan sudut pandang kamera dalam film ini juga menggunakan sudut pandang kamera tersembunyi. Sepanjang film juga ditayangkan iklan (beer, coklat) untuk memperjelas posisinya sebagai pertunjukan televisi komersial.   The Truman Show secara tersirat juga menggambarkan bagaimana realitas yang ada di sekeliling kita, sejak kita lahir hingga tumbuh dewasa, merupakan hasil konstruksi yang dibuat oleh orang-orang di sekitar kita. Kita memercayai sesuatu ketika banyak orang yang juga percaya akan hal itu. Seperti yang dikatakan Christof, “we accept the reality of the world with whick we’re presented. It’s as simple as that” [ Scene ketika Cristof menjelaskan Mika, mengapa Truman

Komentar terhadap Paradigma Naratif

Rangkuman Paradigma naratif merupakan salah satu teori yang ditemukan oleh Walter Fisher di mana manusia dipercaya sebagai makhluk pencerita, dan pertimbangan akan nilai, emosi, dan estetika menjadi dasar keyakinan dan perilaku kita. Manusia cenderung lebih mudah terbujuk oleh cerita yang bagus daripada argumen yang bagus. Menceritakan kisah juga merupakan esensi dari sifat dasar manusia. Lahirnya paradigma naratif menyebabkan pergeseran paradigma, di mana sebelumnya masyarakat secara umum lebih sering menggunakan paradigma rasional. Keduanya seringkali dijadikan pembanding dan untuk membedakan, di mana paradigma rasional seringkali dimaknai dengan logos sebagai logika, dan paradigma naratif dengan mitos sebagai kisah dan emosi. Paradigma naratif memberikan sebuah alternatif dari paradigma dunia rasional tanpa menegasi rasionalitas tradisional. Fisher juga menegaskan bahwa cerita, atau mitos, terkandung di dalam semua usaha komunikasi manusia (bahkan yang melibatkan logika) kare

Arranged: Menghidupkan Tradisi dalam Masyarakat Plural

Perbenturan budaya, dalam konteks positif ataupun negatif, dalam kota metropolitan menjadi hal yang biasa terjadi. Film Arranged yang ditulis oleh Stefan Schaefer menghadirkan fenomena ini dalam bentuk persahabatan antara Rochel Meshenberg, seorang Yahudi Ortodoks, dengan Nasira Khaldi, seorang Muslim keturunan Suria. Brooklyn, New York, menjadi latar belakang dari berlangsungnya hubungan mereka. Film independen asal Amerika yang diproduksi oleh Cicala Filmworks ini membuka narasi dengan menunjukan bagaimana Rochel dan Nasira yang bekerja sebagai guru baru di sebuah sekolah umum menghadirkan identitas yang berbeda dari guru-guru lainnya. Identitas Yahudi dan Islam yang dihadirkan sempat dijadikan sorotan oleh murid-murid dan kepala sekolah mereka. Persahabatan mereka pun diwarnai dengan bagaimana mereka bercerita tentang tradisi yang dimiliki masing-masing, hingga masalah perjodohan beserta dilemanya yang dimiliki keduanya. Rochel sebagai Yahudi Ortodoks harus menentukan pilihan atas