Hal terbodoh yang kulakukan adalah membakarmu dari hidupku Menghilangkan seluruh bau badan dan bekas langkahmu Hanya satu hal yang tersisa Secarik surat yang tersimpan entah di mana Hingga suatu malam, suatu surat dari masa lalu datang Ia menceritakan kembali perjalanan lamaku bersamamu Betapa dungunya aku saat itu Dan betapa hinanya kau Setiap kata mengupas kulitkku Mengoreknya secara perlahan Bait demi bait Membuka luka lama yang hampir pulih Surat itu tidak utuh Karena ingatanku pun hanya separuh Ingatan manis seolah terhapus oleh ketakutanku sendiri Ia menguap bersama detik Lukaku terbuka sedikit demi sedikit Hanya luka yang terbuka Obatnya hilang Senyum dan cintanya juga hilang Aku takut melupakanmu Dan menggantikanmu dengan apa yang kupikirkan Otakku terlalu jauh mengelabuiku Hingga kesadaran akan momen-momen tergeser jauh dari kebenaran Aku takut ingatan tentang kau akan terganti Oleh liciknya otakku yang membohongiku tentang siapa kau Sayangnya ...