Skip to main content

Posts

Showing posts from July, 2017

“Mainan” Baru Candu Baru

Kamis malam awal Maret lalu, di salah satu sudut pinggiran kabupaten Sumedang, tak jauh dari kampus empat perguruan tinggi besar, sembilan pemuda (yang akan disebutkan dengan nama samaran) berkumpul di rumah seorang kawan mereka. Sebagian besar dari mereka adalah mahasiswa baru, tapi ada pula yang dari tingkat dua dan tiga. Mahasiswa dari kampus yang berbeda-beda ini dipersatukan oleh latar belakang hobi yang sama, dan tentunya alkohol. Mereka bercanda, makan malam, serta bermain kartu. Sebuah rutinitas untuk memangkas waktu bersama. Salah seorang hadir membawakan permainan baru bagi malam itu. Permainan tersebut tertanam dalam tiga lintingan kecil dan tersembunyi di dalam kotak rokok. Tentunya bukan rokok dan terlalu mungil untuk ganja. Mereka sebuah tembakau yang akrab dengan julukan “sinte” atau “ganja sintetis”. Salah seorang dari mereka, Jarwo, mengambil dan menyulutnya. Ia mengisap hanya dalam satu tarikan. Dilanjutkan ke temannya, Andre, yang memang sudah terbiasa menggunakan

Alternatif Baru Dari Ganja Alami

Ganja sintetis merupakan anggota narkoba baru yang secara hukum baru diilegalkan awal tahun ini. Umumnya, ganja sintetis sendiri terbuat dari tembakau yang diberikan zat-zat kimia sehingga menghasilkan efek yang mirip dengan ganja. Namun berkali-kali lebih memabukkan atau “naik” dan membahayakan. Sebelum hadirnya aturan mengenai ganja sintetis, ia seringkali dianggap sebagai barang yang cenderung lebih aman, tidak terdeteksi, dan lebih mudah didapatkan dibandingkan ganja. Oleh karena itu, di beberapa negara seringkali disebut dengan legal high. Dania Putri, ahli aturan obat-obat internasional dan kebijakan obat-obatan di Asia Tenggara, mengatakan ganja sintetis ini muncul sebagai alternatif dari ganja saat ia diilegalkan. Salah seorang mahasiswa universitas negeri di Jawa Barat berinisial T (21) menceritakan bahwa ia seringkali menggunakan ganja sintetis sebagai pengganti ganja saat ganja sedang sulit didapatkan. Ganja sintetis sendiri memang lebih mudah untuk didapatkan. Bahkan seb

Rekam Jejak Ganja Sintetis

Mendengar dan mendapat informasi dari beberapa pengguna, seperti R dan T tentang penggunaan ganja sintetis. Mereka mengatakan bagaimana mendapatkan “barang” (ganja sintetis) itu dan keduanya mengakui betapa mudah mendapatkannya. Dari sana, kami menelusuri sebenarnya bagaimana awal mula atau rekam jejak mengenai ganja sintetis ini. Sebagai aktivis yang bergerak untuk melegalkan ganja, Dhira Narayana dari Lingkar Ganja Nusantara (LGN), mengaku pernah mendapatkan ganja sintetis ini sekitar tahun 2012 yang ia dapatkan dari temannya. Ia pun mengaku tertipu karena ternyata efek yang dihasilkan berbeda dari yang alami. Baginya ganja sintetis itu lebih berbahaya. “Ya, pertama kali make ketipu di tahun 2012 dibawa sama temen dibilangnya ganja. Ketika saya pakai awalnya gelap. Rasanya seperti melihat langit tapi kayak cahaya-cahaya. Saya jadi parno, mau balik ke dunia biasa gak bisa dan saya ketakutan. Cuma 5-10 menit dan hilang. Saya gak mau make lagi, yang pasti itu berbahaya karena k

Payung Hukum Belum Kuat

Ganja sintetis atau tembakau super merupakan new psychoactive substances (NPS) atau narkoba jenis baru. Ia telah beredar cukup lama di Indonesia, tapi diakui oleh hukum awal tahun ini, tepatnya pada 9 Januari 2017. Ia ditetapkan masuk ke golongan 1 Undang-Undang Nomor 35 Tahun 2009 tentang Narkotika. Sebelumnya, telah banyak terjadi penangkapan. Di wilayah Jawa Barat sendiri, penangkapan pertama kali dilakukan di Garut pada awal 2015. Namun tidak dapat dipidana atas asas legalitas, yakni nullum delictum noella poena sine praevia lege poenali atau tidak ada tindak pidana jika belum ada undang-undang pidana yang mengaturnya lebih dahulu. “Kami hanya menerapkan sanksi sosial dengan cara memberi tahu kepada orang tuanya bahwa anak Anda menggunakan tembakau yang diduga mengandung narkotika,” ujar Mulyadi selaku Kabag Bin Opsnal Dit Res Narkoba di Polda Jabar. Hal yang menjadi masalah lain adalah setelah diberlakukannya aturan terkait ganja sintetis ialah belum adanya alat

Perbedaan dari yang Serupa

Penamaan ganja sintetis ternyata dianggap kurang tepat bagi beberapa orang. Kami berhasil mewawancarai beberapa orang untuk mencari tahu apa saja perbedaan dari yang “katanya” ganja sintetis atau tepatnya sintetik cannabinoid (SC) dan ganja alami. Hasil yang kami gali berkaitan dengan penamaan, efek yang dirasakan, hingga pada dampaknya. Mereka menyadari perbedaan tersebut biasanya setelah pernah memakai keduanya. RF, salah satu pengguna aktif dari SC mengaku awalnya ia diberi yang ganja alami. Ia merasakan efek yang berbeda ketika menggunakan ganja alami dan SC. “Awalnya nyobain sekali dan gak langsung dikasih ganja sintesis tapi dikasih ganja asli terus gua senang karena efeknya enak. Dari situ gak mau lagi dan itu cuma buat iseng-iseng aja. Abis itu gua make yang sintetis, pertamanya gak enak, terus kedua kali nyoba lagi di waktu yang berbeda dengan jeda waktu dua mingguan lah, awal make di bulan Maret. pas nyobain satu setengah ternyata emang bener enak dari situ besok besoknya

Gangguan Kesehatan Akibat Synthetic Cannabinoid

Berdasarkan data yang dipublikasi oleh Centers for Disease Control and Prevention pada tahun 2015, berbagai gangguan kesehatan atau efek samping yang terjadi akibat menggunakan Synthtetic Cannabinoid (SC) adalah agitasi (35.3%), kelelahan (26.3%), muntah (16.4%), kebingungan (4.2%). Efek lainnya adalah kejang, hingga bisa sampai pada tahap kematian, terutama pada pengguna yang tingkat adiksinya tinggi. Arifah Nur Istiqamah, Kepala Prodi di Jurusan Psikiatri, Fakultas Kedokteran, Universitas Padjadjaran sekaligus Psikiatri Umum dan Adiksi di Rumah Sakit Hasan Sadikin, Bandung, menjelaskan bahwa pada SC juga bisa terjadi adiksi yang berlebih. “Adiksi yang berlebih ini disebabkan karena semakin ketagihan maka kebutuhan akan itu (SC) semakin meningkat. Apabila sampai tahap itu akan sulit disembuhkan. Akan semakin sulit apabila penggunanya adalah pada usia-usia muda.” Jelas Istiqamah. Hari Nugroho, bagian rehabilitasi di Badan Narkotika Nasional (BNN), juga memaparkan bah

Akhirnya, Penulis Menulis

(Sebelumnya, dipublikasikan di  Jakarta Beat ) Perkenalkan. Ia seorang pria. Terobsesi menjadi penulis. Pria bingung. Bagaimana memulai tulisan. Kalimat utama sulit. Sungguh sulit. Begini saja! Eh, akan terlihat bodoh. Kalau begini? Terlihat murahan. Sungguh sulit. Lembar kosong. Selalu lembar kosong. Sungguh membingungkan. Perkenalkan. Seorang mahasiswa yang terjebak dalam jurusan yang tak diinginkannya. Sungguh. Mengapa aku di sini. Pikirnya. Muak dengan angka. Muak dengan tabel. Aku ingin jadi penulis, Pa! Selesaikan dulu kuliahmu ini! Jadi? Hidup. Napas. IPK pas-pasan. Kok bisa pas? Titip absen. Tugas? Selesai. Pusing. Selesai sih. Pusing banget. Muak. Tapi dikerjain. Selalu memaki tugas. Selesai juga sih. Maki lagi. Bukan di sini seharusnya. Tabel lagi. Laporan. Muak. Selesai lagi. Sesekali mengulang mata kuliah. Selesai juga sih. Sesekali telat mengumpulkan tugas. Ditolak. Lain kalinya? Selesai dong! Kok bisa? Usaha. Kok bisa bertahan? Terima nasib. Sekarang? Hidup. Napas. Ma

Semalam

Pelarian dua insan yang berujung pada sebuah meja pada salah satu sudut Ibu Kota bertepatan saat bulan menancapkan dirinya tepat di atap langit. Ruangan yang pekat dengan asap rokok. Sesekali tercium aroma ganja di daerah toiletnya. Dentuman musiknya menarik setiap orang yang sedang dalam pelarian. Mendorong mereka untuk terus menari seolah tak ada yang sedang mengejarnya. Selayaknya insan lain yang berada dalam ruang tersebut, mereka berdua pun sama-sama dalam pelarian. Pelarian dari sepi. Ramai pun tumbuh saat kedua sepi saling menyapa. Wanita yang menutup dirinya dalam kaos putih, celana jeans dengan robek alami pada bagian lutut, serta hanya menggunakan lipstik pink muda dan bedak. Tak sedikit pun usaha untuk menarik pria, atau memang bukan itu yang ia harapkan untuk malam ini. Seorang lelaki dengan kemeja Zara hitam, badan tegap, dan meradiasikan aroma Hugo Boss yang tetap tercium dalam pekatnya asap rokok dan aroma tumpahan alkohol dalam ruang gelap tersebut. Percakapan sed